Rusia Kritik Armenia soal Rencana Referendum Gabung Uni Eropa

Peringatkan Armenia tidak mendekat ke Barat

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Rusia Alexei Overchuk, pada Selasa (25/6/2024), mengkritik rencana Armenia untuk mengadakan referendum bergabung dengan Uni Eropa (UE). Ia mengklaim bakal ada dampak besar jika Yerevan terus mendekatkan diri dengan Barat. 

Pada akhir pekan lalu, Kepala Komite Integrasi Eropa di Parlemen Armenia, Arman Yeghoyan, mengusulkan rencana referendum bergabung dengan UE. Ia berpendapat bahwa bergabung dengan blok Eropa akan membawa keuntungan besar kepada negara kecil, termasuk Armenia. 

1. Peringatkan Armenia akan kehilangan keuntungan selama jadi sekutu Rusia

Overchuk mengungkapkan bahwa referendum untuk bergabung ke dalam UE akan merusak hubungan diplomatik Rusia-Armenia. Ia menyebut Yerevan akan kehilangan privilese dan keuntungan yang didapat selama menjadi anggota UEE (Uni Ekonomi Eurasia). 

"Berbicara mengenai Armenia, ini memang tidak mungkin akan mengarah ke jalan yang salah. Maka berbicara dengan mata tertutup sudah terlihat faktanya vektor politik negara ini sudah mengarah ke Barat. Anda harus tahu bahwa UE dan UEE adalah dua organisasi yang tidak kompatibel," ungkapnya, dilansir RFE/RL.

"Keuntungan yang didapat Armenia dari kedekatannya dengan Rusia harus dipertimbangkan sebagai harga yang kami bayarkan untuk keamanan kami dan memperdalam strategi. Kedatangan pemain baru di kawasan Kaukasus Selatan tentu harus dibayar dengan konsekuensi," tambahnya. 

Overchuk menambahkan bahwa Rusia tidak memberikan hadiah kepada Armenia. Namun, ia menyatakan keinginannya soal keberlanjutan stabilitas di Armenia dan hubungan baik Rusia-Armenia. 

Baca Juga: Ukraina Klaim Sukses Serang Lebih dari 30 Depot Minyak Rusia

2. Rusia peringatkan agar nasib Armenia tidak sama dengan Ukraina

Rusia Kritik Armenia soal Rencana Referendum Gabung Uni Eropailustrasi bendera Armenia (unsplash.com/@edgar_t)

Pada hari yang sama, Wakil Juru Bicara Dewan Federasi Rusia Konstantin Kosachev mengatakan, dalam permasalahan antara Armenia-Rusia dalam beberapa pekan terakhir semua hasilnya bergantung kepada sikap Yerevan. 

"Rusia siap membangun hubungan baik dan menjadi sekutu Armenia. Kami terus berusaha mempertahankan garis ini sampai akhir. Namun, solusi ini tidak bergantung kepada Rusia, ini bergantung pada Armenia," tandasnya, dikutip News AM.

"Ini bergantung pada pemimpin Armenia saat ini yang tahu risiko dari sikap antagonis terhadap Rusia. Kedekatan Armenia dengan Barat saat ini tidak dilandasi tanggung jawab. Anda bisa melihat bagaimana nasib negara eks Uni Soviet yang mendekat ke Barat. Maka, Rusia tidak mengharapkan nasib yang sama kepada Armenia," sambungnya. 

3. Parlemen lokal tolak pembukaan Kantor Konjen Rusia di Kapan

Rusia Kritik Armenia soal Rencana Referendum Gabung Uni Eropailustrasi bendera Armenia (unsplash.com/captoprisko)

Anggota parlemen Kapan, Armenia mengungkapkan bakal berusaha mencegah pendirian Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Rusia di wilayahnya. 

Salah satu anggota parlemen dari Partai Civil Contract, Marina Ghazaryan, menyebut bahwa mayoritas rakyat di Kapan menolak pembukaan Konjen Rusia. Ia pun sudah mengadakan kampanye mengumpulkan tanda tangan warga yang menolak pembukaan kantor tersebut. 

Pernyataan ini disampaikan setelah Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Evgeniy Ivanov mengungkapkan pembukaan kantor di Kapan. Rencana pembukaan Konjen Rusia ini diumumkan bersamaan rencana pembukaan di Bali, Indonesia; Maladewa, dan beberapa negara Afrika. 

Baca Juga: Ukraina Tuduh Rusia Sebarkan Zat Berbahaya di Medan Perang

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya