Rusia Hukum Warga Kolombia yang Dianggap Sebarkan Berita Palsu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pengadilan Moskow, pada Selasa (16/5/2023), menjatuhkan hukuman kepada warga negara Kolombia Alberto Enrique Giraldo Saray. Ia dianggap menyebarkan berita bohong terkait personel militer Rusia di tengah invasi Ukrana.
Rusia jarang menerapkan hukuman kepada warga asing terkait penyebaran berita yang dianggap tidak benar. Sejauh ini, Kremlin hanya memberikan sejumlah sanksi kepada perusahaan teknologi asing, jurnalis, dan warga lokal.
1. Giraldo mendapat hukuman 5 tahun 2 bulan penjara
Giraldo Saray dijatuhi hukuman 5 tahun dan 2 bulan penjara atas kasus penyebaran informasi menyimpang di Rusia. Ia diketahui menyebarkan pesan SMS secara massal terkait pasukan Rusia di Ukraina.
"Dalam pesan tersebut dilaporkan bahwa militer Rusia membunuh warga sipil di Ukraina. Ia juga menyebarkan informasi bahwa pasukan cadangan Rusia diisi oleh wajib militer, orang dari luar negeri, dan pelajar," ungkap Kantor Kejaksaan Rusia, dikutip Meduza.
Pengadilan menyebut warga Kolombia itu menyebarkan berita palsu untuk kepentingan organisasi Amerika Serikat (AS), Digital Humanity. Organisasi tersebut punya hubungan erat dengan USAID (United States Agency for International Development).
Giraldo diketahui sudah tinggal di Rusia selama 20 tahun. Ia dikenal sebagai seorang pengusaha yang sempat bekerja untuk agen perjalanan yang menyediakan layanan perjalanan dari Rusia ke Amerika Latin.
Baca Juga: Ukraina Klaim Tembak Jatuh 6 Rudal Hipersonik Kinzhal Rusia
2. Giraldo dapat upah atas penyebaran informasi
Editor’s picks
Dilaporkan Reuters, Giraldo Saray dibantu oleh dua koleganya yang tinggal di luar Rusia. Kedua orang itu bernama Briseño Mendoza dan Ramirez Salazar yang mengirimkan uang kepadanya sebagai upah. Kini, kedua orang tersebut sudah masuk dalam daftar buronan di Rusia.
Menurut organisasi penegak hak asasi manusia (HAM), OVD-Info, hampir 20 ribu orang ditahan lantaran ikut dalam protes anti-perang di Rusia. Sedangkan, dakwaan kriminal sudah diberikan kepada lebih dari 500 orang di Rusia.
Meski begitu, kasus warga asing yang mendapat dakwaan penyebaran berita palsu dilaporkan sangat jarang. Pada Maret lalu, otoritas Rusia mendakwa jurnalis Ukraina, Dmitry Gordon, yang mendiskreditkan tentara Rusia dan menyebutkan informasi menyimpang soal aktivitasnya di Ukraina.
3. AS kecam penahanan mantan pekerja di Kedubes
Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri AS mengecam laporan penahanan mantan pekerja di Kantor Kedutaan Besar AS di Rusia, Robert Shonov. Ia ditahan karena dugaan bersekongkol dengan pemerintah asing.
Juru bicara Kemlu AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa Shonov bekerja untuk Kedubes AS dengan mengikuti aturan ketat dari Rusia. Ia pun bekerja sampai pemerintah Rusia melarang AS merekrut warga lokal untuk jadi staf pada 2021.
"Shonov hanya menjalankan tugasnya saat itu dan penangkapan ini hanya karena ia mengumpulkan berita terbaru yang tersedia secara luas di seluruh media di Rusia," papar Miller, dilansir CNN.
"Dia telah menjadi target di bawah aturan kooperasi rahasia yang menunjukkan penggunaan hukum represif Rusia kepada warganya sendiri," tambahnya.
Baca Juga: Zelenskyy Optimis Ukraina dan Sekutunya Bisa Kalahkan Rusia Tahun Ini
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.