Pusat Kebudayaan Rusia di Siprus Diserang Bom Molotov

Belum diketahui siapa pelaku penyerangan

Jakarta, IDN Times - Serangan bom molotov terjadi di gedung Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia (RCSC) di Nikosia, Siprus pada Rabu (26/4/2023). Insiden ini membuat gedung tersebut terbakar hebat dan sejumlah penghuni di sekitar gedung harus dievakuasi. 

Pekan lalu, Siprus sudah menjatuhkan sanksi kepada perusahaan dan individu yang disebut membantu oligarki Rusia menghindari sanksi Barat. Presiden Siprus, Nikos Christodoulides menyebut bahwa langkah ini sebagai bentuk perbaikan citra negaranya di mata Barat. 

Baca Juga: Siprus Beri Sanksi Pihak yang Bantu Oligarki Rusia

1. Dua ledakan terjadi dalam gedung

Kepala RCSC Nikosia, Alina Radchenko mengungkapkan bahwa terdapat dua ledakan dari bom molotov yang terjadi pada sore hari. Kemudian api menyebar dengan cepat dan mengakibatkan kebakaran hebat di dalam gedung. 

"Dua ledakan terjadi, sehingga membuat tembok dan atap terbakar. Orang yang berada di dalam gedung sudah dievakuasi semua. Polisi sudah membatasi akses masuk warga dan mengelilingi gedung dengan garis polisi," tutur Radchenko, dilansir TASS.

"Menurut keterangan dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, bom molotov memang sengaja dilemparkan ke dalam gedung, terutama menyasar ruangan kantor," tambahnya.

Baca Juga: Siprus: Sebuah Bom Meledak di Sekolah di Limassol

2. Api dapat dikendalikan dalam kurun waktu 2 jam

Kebakaran di gedung RCSC ini mengakibatkan asap hitam membumbung tinggi di sekitar area komersial di pusat kota Nikosia. Namun, petugas pemadam kebakaran akhirnya berhasil mengendalikan api dalam waktu 2 jam. 

"Penyebab kebakaran masih akan diinvestigasi dengan melibatkan aparat kepolisian dan jika dibutuhkan akan menghadirkan sejumlah institusi lainnya," kata juru bicara Pemadam Kebakaran Siprus, Andreas Kettis, dilansir In-Cyprus.

Duta Besar Rusia di Siprus mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini. Namun, masih dilakukan sejumlah pencarian terkait kemungkinan adanya korban yang terjebak di dalam gedung. 

Gedung RCSC yang dibangun pada 1978 tersebut diketahui masih menjalani renovasi dalam beberapa bulan terakhir. Gedung itu memiliki hubungan kuat dengan Duta Besar Rusia di Siprus untuk menjadi tempat pameran dan pertunjukan. 

Baca Juga: Mengunjugi Siprus Utara, Endorgan Tawarkan Solusi untuk Dua Siprus

3. Pengurus RCSC menuding warga pro-Ukraina di balik serangan ini

Radchenko menambahkan bahwa serangan ini merupakan bentuk tanggapan atas langkah pro-Rusia yang dilakukan RCSC di Siprus. 

"Ini adalah jawaban atas posisi kami dan faktanya memang ada dan terus ada warga Siprus yang mendukung Rusia," terang Radchenko, dikutip The Moscow Times.

Ia juga menuduh tanpa bukti bahwa diaspora pro-Ukraina dan Kedubes negara Barat di Siprus mendukung semua tokoh publik untuk melancarkan aksi melawan Rusia, sehingga mungkin terlibat dalam serangan ini. 

Sebagai informasi, Siprus ditinggali oleh sebanyak 18 ribu warga etnis Rusia dan 4.600 warga Ukraina. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Siprus menerima setidaknya 10 ribu pengungsi asal Ukraina. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya