Punya Hubungan dengan Kartel Narkoba, Presiden Honduras Didesak Mundur

Kartel narkoba punya pengaruh besar dalam politik Honduras

Jakarta, IDN Times - Kepala Dewan Anti-Korupsi Honduras Gabriela Castellanos, pada Rabu (4/9/2024), mendesak Presiden Honduras Xiomara Castro mundur dari jabatannya setelah video bukti hubungan beberapa pejabat pemerintahannya sekaligus keluarganya dengan kartel narkoba terkuak. 

Pada akhir pekan lalu, Sekretaris Parlemen Honduras Carlos Zelaya mengakui telah bertemu dengan gembong narkoba dan mundur dari jabatannya untuk memuluskan proses investigasi. Tak berselang lama, anaknya yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Jose Manuel Zelaya ikut mundur. 

1. Castro sebut skandal terbaru sebagai upaya kudeta

Menanggapi beredarnya video bukti skandal negosiasi antara adik iparnya, Carlos Zelaya, dengan pemimpin kartel narkoba, Castro justru menyebut bahwa itu adalah upaya untuk kudeta. 

"Saya mengecam segala bentuk negosiasi antara politikus dan penyelundup narkoba di Honduras. Namun, ini adalah rencana untuk merusak pemerintahan sosialis demokratik menjelang pemilu tahun depan," tuturnya, dikutip El Faro

"Sejumlah kekuatan internal dan eksternal sudah bersatu seperti pada 2009 untuk mengkudeta pemerintah. Mereka berkomplot dengan media nasional dan internasional untuk merencanakan kudeta baru yang harus dicegah oleh rakyat," tambahnya. 

Pernyataan ini bukanlah hal baru selama pemerintahannya. Castro sudah beberapa kali menuding pihak yang melontarkan kritik padanya, termasuk politikus oposisi, media independen, dan advokat anti-korupsi sebagai pihak yang merencanakan kudeta. 

Baca Juga: Ayahnya Ketemu Gembong Narkoba, Menhan Honduras Resign

2. Zelaya diduga menerima suap dari kartel narkoba Los Cachiros

Carlos Zelaya sebelumnya mengakui memang bertemu dengan pemimpin kartel narkoba Los Cachiros di Comayaguela, tak jauh dari Tegucigalpa. Ia mengakui pertemuan tersebut dilakukan saat acara kampanye dan mengaku dijebak. 

Dilansir Insight Crime, video yang beredar menunjukkan bahwa pengkuannya berbeda dari yang sebenarnya terjadi. Dalam video yang diambil dari kamera pengawas itu, tampak ada negosiasi dan dugaan suap kepada Carlos dan mantan Presiden Manuel Zelaya. 

Video juga menunjukkan adanya infiltrasi dalam kelompok penyelundup narkoba di dalam politik Honduras. Ini menunjukkan pemerintahan Partai Libre tidak lagi bebas dari pengaruh kartel narkoba dan tidak berbeda dibanding mantan Presiden Juan Orlando Hernandez. 

3. Oposisi mulai melontarkan kritik kepada pemerintahan Castro

Oposisi mulai melontarkan kritiknya kepada pemerintahan sayap kiri di Honduras. Salah satu kandidat presiden pada pilpres 2025, Jorge Calix, menyebut bahwa diktator narko masih ada di Honduras dan harus disingkirkan. 

Di sisi lain, istri Hernandez, Ana Garcia de Hernandez mengaku akan ikut maju dalam pilpres tahun depan. Ia pun menekankan bahwa Hernandez tidak bersalah, meski sudah divonis hukuman penjara 45 tahun di Amerika Serikat. Ia mengklaim akan membuktikannya. 

Pada Februari lalu, salah satu saksi kunci persidangan Hernandez, Fabio Lobo menuding Carlos Zelaya mengoperasikan lapangan terbang khusus untuk menyelundupkan narkoba. Ia pun memberikan bukti bahwa ayahnya, mantan Presiden Honduras Pepe Lobo ikut menerima suap dari kartel narkoba. 

Baca Juga: Tolak Intervensi AS, Honduras Tangguhkan Perjanjian Ekstradisi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya