Presiden Serbia Bantah Punya Hubungan Dekat dengan Putin

Berkomitmen menjadi anggota Uni Eropa

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengaku tidak memiliki hubungan spesial dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyatakan bahwa Serbia masih berkomitmen penuh menjadi anggota Uni Eropa (UE) meski menolak memberi sanksi Rusia. 

Pekan lalu, Vucic sudah bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk meningkatkan relasi dan membahas sejumlah masalah. Serbia juga menyetujui pembelian pesawat tempur Rafale dari Prancis dengan harga sebesar 2,7 miliar euro (Rp46,3 triliun). 

1. Vucic inginkan hubungan baik dengan Rusia dan UE

Presiden Serbia Bantah Punya Hubungan Dekat dengan PutinPresiden Serbia, Aleksandar Vucic (instagram.com/avucic)

Vucic menampik tuduhan bahwa Serbia merupakan virus Trojan bagi Moskow karena berniat bergabung ke dalam UE. Ia menekankan Serbia akan memiliki hubungan baik dengan Rusia dan berkomitmen bergabung dalam UE. 

"Tidak ada dua sisi. Kami berada di jalan menuju ke UE. Ya, kami punya hubungan tradisional yang sangat baik dengan Rusia dan kami tidak akan menutupinya. Ini akan selalu menjadi hubungan antara rakyat Serbia dan Rusia," tuturnya pada Minggu (1/9/2024), dikutip dari RFE/RL

"Saya sudah berbicara dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang berada di Praha pekan ini. Tidak ada di Eropa yang sepakat dengan saya soal ini, tapi semua di Eropa paham posisi saya. Saya dapat mengatakan bahwa Serbia sudah melakukan agenda reformasi besar dibanding lainnya," sambungnya. 

Ia mengakui bahwa proses keanggotaan UE terkendala hubungannya dengan Rusia. Namun, ia pun menyadari bahwa halangan terbesar adalah normalisasi hubungan diplomatik dengan Kosovo. 

Baca Juga: Polisi Kosovo Tutup Paksa Institusi Serbia di Wilayah Utara

2. Kunjungan Macron untuk mendekatkan Serbia ke Barat

Kepala Pusat Penelitian Studi Internasional (CEPI) Sciences Po University, Jacques Rupnik, mengatakan bahwa kunjungan Macron ke Serbia bukan hanya mengenai masalah politik dalam negeri, tapi juga soal kepentingannya di Serbia dan Balkan. 

"Berdasarkan kunjungan ini, penjualan jet tempur Rafale menjadi topik utama di media karena ini adalah sesuatu yang baru. Ini adalah sesuatu yang baru untuk Serbia membeli jet Prancis atau negara Barat lainnya. Ini penting bagi Prancis secara ekonomi dan bilateral. Namun, tentu saja ada dimensi politik yang lebih luas di balik ini," terangnya, dilansir N1

"Ketika presiden dan penasehat politiknya sudah berbicara untuk mencegah ketergantungan Serbia pada Rusia untuk memperoleh persenjataan, maka langkah ini untuk membuka kebebasan lebih lebar bagi Serbia dan mendekatkannya ke Eropa Barat," sambungnya. 

3. Vucic bantah kunjungan Macron soal penyimpanan sampah nuklir di Serbia

Pekan lalu, Vucic membantah kabar di sejumlah media lokal yang menyebut kunjungan Macron ke Belgrade adalah untuk menyetujui penyimpanan sampah nuklir di Serbia. 

"Tidak ada yang percaya omong kosong dari beberapa media bahwa kunjugan Presiden Prancis ke Serbia untuk menyetuujui penyimpanan sampah nuklir di negara kami. Kami menekankan bahwa Serbia punya hukum mencegah penyimpanan sampah nuklir," tegasnya. 

Ia mengungkapkan, diskusi soal kapasitas nuklir dengan Prancis sangat penting untuk meningkatkan suplai listrik di Serbia. Ia menyebut langkah ini untuk mencegah Serbia menjadi negara tanpa listrik. 

"Kami berusaha mencari solusi dalam mencegah menjadi negara yang tidak dialiri listrik dalam 8-10 tahun ke depan. Banyak negara memiliki masalah listrik dan energi, termasuk Serbia juga akan menghadapinya," tambahnya. 

Baca Juga: Protes Massal di Serbia Tolak Tambang Lithium Terbesar Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya