Polisi Kosovo Tutup Paksa Institusi Serbia di Wilayah Utara

Picu ketegangan Kosovo-Serbia

Intinya Sih...

  • Polisi Kosovo menutup paksa lima institusi Serbia di wilayah dominan etnis Serbia.
  • Ketegangan antara Kosovo-Serbia kembali meningkat akibat penutupan institusi tersebut.
  • Pemerintah Kosovo dan Serbia saling mengkritik tindakan masing-masing, diikuti dengan kecaman dari Amerika Serikat dan NATO.

Jakarta, IDN Times - Polisi Kosovo, pada Sabtu (31/8/2024), menggerebek dan menutup paksa lima institusi Serbia di wilayah dominan etnis Serbia. Penutupan ini menyusul dugaan institusi yang melayani etnis minoritas Serbia itu melanggar hukum dan peraturan yang berlaku di Kosovo. 

Aksi dari otoritas Kosovo ini kembali menyulut tensi antara Kosovo-Serbia dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, kedua negara sudah terlibat ketegangan imbas pembukaan jembatan Ibar yang menghubungan Mitrovica Utara dan Selatan. 

1. Sebut institusi Serbia tidak seharusnya beroperasi di Kosovo

Menteri Pemerintahan Lokal Kosovo Elbert Krasniqi mengonfirmasi bahwa keputusan untuk menutup lima institusi paralel pemerintah Serbia di Kosovo Utara tersebut karena melanggar konstitusi yang berlaku di negaranya. 

"Institusi kami menawarkan layanan kepada seluruh penduduk Republik Kosovo tanpa mempedulikan latar belakang etnisnya. Mereka sudah memenuhi kebutuhan dari seluruh warga dan mendedikasikan diri untuk melayani dengan baik dan berkualitas," terangnya, dikutip Euronews

"Warga tanpa dibeda-bedakan dapat memperoleh layanan dari institusi pemerintahan Kosovo dan struktur paralel jelas tidak dapat beroperasi karena berada di luar kerangka hukum di Republik Kosovo," sambungnya

Sejumlah aparat kepolisian yang dipersenjatai dengan senjata laras panjang sudah terlihat berjaga di depan gedung pemerintahan lokal Serbia di Mitrovica Utara, Leposavic, Zvecan, dan Zubin Potok. 

2. Vucic kecam provokasi dari pemerintah Kosovo

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic menekankan pentingnya kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) kepada Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti atas provokasi barunya di wilayah dominan etnis Serbia di Kosovo Utara. 

"Ini bagus bahwa KFOR (Pasukan Penjaga Perdamaian NATO di Kosovo) mempertahankan posisi kuatnya soal jembatan Ibar. Saya tidak paham apa tujuan dari Kursi selain memprovokasi etnis Serbia," tegas Vucic, dilansir N1.

"Aksi Pristina dengan menduduki ruangan dan bangunan institusi Serbia dilakukan tanpa koordinasi dengan rekanan internasional. Anda secara bersamaan merusak stabilitas seluruh kawasan dan itu bukanlah kebijakan yang baik. Kami akan bertindak dengan penuh tanggung jawab," tambahnya. 

Kepala Pemerintahan Serbia di Kosovo, Petar Petkovic menegaskan bahwa Kurti telah melakukan pembersihan etnis kepada warga Serbia. Ia menekankan, institusi tersebut bukanlah institusi paralel dan resmi yang sangat vital bagi kepentingan warga Serbia di Kosovo.  

3. AS dan NATO kecam keras aksi sepihak Kosovo

Mendengar kabar ini, AS langsung melontarkan kritikan pedas kepada pemerintah Kosovo. Washington mengaku kecewa dengan sejumlah aksi dari otoritas Kosovo yang tidak dikoordinasikan dengan sekutunya. 

"Kedutaan Besar AS di Kosovo memperingatkan bahwa aksi lanjutan dari otoritas Pristina ini akan berdampak negatif terhadap komunitas etnis Serbia dan komunitas etnis minoritas lain di Kosovo," tuturnya. 

Dilaporkan Koha, NATO juga mengungkapkan kekecewaan terhadap aksi sepihak pemerintah Kosovo terhadap warga etnis Serbia. 

"Perkembangan akibat aksi dari pemerintah Kosovo kemarin sangat mengecewakan karena mereka tidak berkoordinasi dengan KFOR, meskipun sudah menyatakan komitmennya untuk berkoodinasi," ungkap juru bicara NATO, Farah Dakhlallah. 

Baca Juga: Presiden Kosovo: Pembukaan Jembatan Picu Konflik dengan KFOR

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya