Polisi Dituduh Bunuh Belasan Aktivis HAM Angola sepanjang 2023

Polisi Angola kerap lakukan kekerasan

Jakarta, IDN Times - Human Right Watch (HRW), pada Senin (7/9/2023), mengungkap bahwa aparat penegak hukum Angola telah membunuh belasan aktivis di negaranya sejak Januari 2023. Mereka pun meminta agar pemerintah menggelar investigasi dan mengusut kasus ini. 

Dugaan kekerasan aparat kepolisian di Angola semakin marak setelah pemerintah memutuskan mencabut subsidi BBM pada Juni lalu. Polisi diketahui menggunakan kekerasan untuk mengusir demonstran dan puluhan orang ditangkap dalam unjuk rasa tersebut. 

1. Terdapat 15 aktivis yang dibunuh mulai Januari-Maret

Peneliti senior HRW untuk Afrika, Zenaida Machado, mengatakan bahwa aparat keamanan, termasuk polisi, intelijen, dan badan keamanan negara, terkait dengan pembunuhan 15 orang aktivis Angola. 

"Aparat keamanan terlibat dalam pembunuhan 15 orang. Mayoritas dari korban adalah aktivis politik, seniman, dan pengorganisir demonstrasi. Otoritas Angola harus segera mengakhiri kekerasan dari aparat kepolisian dan memastikan bahwa terdapat keadilan kepada korban beserta keluarganya," ungkap Machado, dikutip Africa News

HRW sudah mewawancarai 32 orang di seluruh negeri, termasuk korban, keluarga, saksi mata, dan aparat keamanan. 

Kasus kekerasan dari aparat keamanan ini sering terjadi di Provinsi Cabinda yang terletak di dekat Republik Demokratik Kongo. Provinsi tersebut dikenal kaya dengan sumber daya alam minyak bumi. 

Baca Juga: Ribuan Millennial Angola Gelar Aksi Tolak Hasil Pemilu

2. Angola tolak tudingan HRW

Juru bicara Partai People's Movement for the Liberation of Angola (MPLA), Rui Falcao, menentang tuduhan HRW. Ia memastikan bahwa investigasi kepada otoritas keamanan terus dilakukan.

"Investigasi kepada aparat keamanan masih terus dilangsungkan. Namun, kami menemukan keanehan adanya pihak yang mendesak kami untuk menginvestigasi sesuatu yang sudah disimpulkan sendiri dan meminta diberikan keadilan," tutur Falcao. 

Di sisi lain, HRW mengumumkan data dari partai oposisi UNITA, bahwa terdapat 130 kasus pembunuhan yang dilakukan aparat keamanan selama demonstrasi tahun 2017. 

Angola terus dilanda guncangan politik dan rentetan protes setelah pemerintah memotong subsidi BBM. Keputusan ini dilatarbelakangi penurunan harga minyak yang melemahkan mata uang kwanza. 

3. Oposisi Angola ingin Presiden Laurenco lengser

Presiden Partai UNITA Adalberto Costa Junior, pada Sabtu (6/8/2023), mengungkap keinginannya untuk melengserkan Presiden Joao Laurenco. Ia dianggap menyalahi konstitusi dan melanggar janjinya ketika dilantik sebagai presiden. 

Pemimpin UNITA mengungkapkan bahwa partainya punya dasar konstitusi yang menentang argumen MPLA. Ia menambahkan bahwa intensi UNITA adalah merusak stabilitas dan aturan di negaranya, dilansir Deutsche Welle.

Pernyataan itu disampaikan ketika mengadakan acara ulang tahun Jonas Savimbi, pendiri UNITA. Savimbi dikenal sebagai sosok pemimpin UNITA saat melawan MPLA dalam Perang Sipil Angola. Ia tewas dalam pertempuran pada 22 Februari 2002. 

Baca Juga: Jenazah Mantan Presiden Dos Santos Tiba di Angola 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya