Polandia Serukan Aksi Bersama NATO Lawan Serangan Hybrid Rusia

Serukan agar seluruh anggota NATO bersatu

Intinya Sih...

  • Menteri Luar Negeri Polandia menyerukan seluruh anggota NATO untuk bersama-sama melawan serangan hybrid Rusia di Laut Baltik.
  • Menteri Digital Polandia berhasil mengungkap jaringan penyabotase siber asal Rusia dan Belarus yang terlibat dalam berbagai serangan, termasuk pencurian data dan pemerasan.
  • Menteri Pertahanan Polandia menyebut insiden masuknya drone di dalam teritori Latvia dan Rumania adalah kondisi kritis imbas perang di Ukraina dan menyarankan agar NATO bereaksi tegas.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Polandia Radosław Sikorski menyerukan kepada seluruh anggota NATO agar bersama-sama melawan serangan hybrid Rusia. Dalam pernyataan pada Selasa (10/9/2024), dia menyebut Polandia dan negara-negara Baltik sudah menjadi target serangan hybrid Rusia. 

Pekan lalu, Sikorski mengungkapkan bahwa Polandia sebenarnya memiliki tanggung jawab untuk menyergap misil Rusia sebelum masuk negaranya. Ia menekankan ini sebagai upaya pertahanan diri dan perlindungan kepada seluruh warga negara Polandia. 

Baca Juga: Polandia Kecam Keputusan Jerman Perketat Kontrol Perbatasan 

1. Klaim Laut Baltik sebagai titik utama ketegangan Barat-Rusia

Sikorski menyebut Rusia sudah bertindak aktif dalam melancarkan serangan hybrid dalam beberapa tahun terakhir. Ia pun menyebut Rusia diduga punya andil dalam gangguan sinyal GPS di Laut Baltik. 

"Rusia sudah menargetkan Laut Baltik dalam berbagai macam bentuk agresi, termasuk pengrusakan sinyal GPS dan operasi sabotase, seperti pembakaran yang sudah dilakukan di Polandia dan melancarkan serangan siber," terangnya, dilansir TVP World

"Saat ini, Laut Baltik menjadi kolam NATO dan ini menjadi titik utama ketegangan geopolitik antara Barat dan Rusia. Dengan ini, kita harus melakukan aksi bersama dalam mengadang berbagai serangan Rusia," tambahnya. 

Ia menambahkan bahwa sekutu selama ini sudah menunjukkan dukungan dalam mempertahankan infrastruktur penting dari serangan hybrid. Sikorski juga menyebut NATO harus menunjukkan persatuannya. 

2. Sukses mengungkap jaringan serangan siber asal Rusia dan Belarus

Sehari sebelumnya, Menteri Digital Polandia Krzysztof Gawkowski mengaku berhasil mengungkap jaringan penyabotase siber asal Rusia dan Belarus. Mereka disebut sudah terlibat dalam beragam serangan, seperti pencurian data, pemerasan, dan lainnya. 

"Mereka adalah subjek dari prosedur operasional dan kami berhasil menghentikan operasi mereka, seperti pencurian data, pemerasan, dan lainnya. Tujuan utama mereka adalah melumpuhkan militer, politik, dan ekonomi Polandia," ungkapnya. 

Ia mengatakan bahwa paruh pertama 2024, tercatat sudah ada 400 ribu serangan siber yang dilaporkan di Polandia. Otoritas Polandia sudah meluncurkan operasi untuk mengidentifikasi pelaku serangan. 

"Data menunjukkan dari tahun ke tahun, jumlah serangan siber meningkat 100 persen. Maka dari itu, Badan Keamanan Siber Polandia akan berusaha keras untuk melawan segala ancaman setelah terdeteksi," sambungnya. 

Baca Juga: Polandia Berencana Tingkatkan Anggaran Pertahanan untuk Tahun 2025

3. Polandia mendesak NATO merespons atas masuknya drone Rusia di Latvia-Rumania

Polandia Serukan Aksi Bersama NATO Lawan Serangan Hybrid RusiaDrone Iran, Shahed-136 yang digunakan Rusia. (twitter.com/GeneralStaffUA)

Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz menyebut bahwa insiden masuknya drone di dalam teritori Latvia dan Rumania adalah kondisi kritis imbas perang di Ukraina. 

"NATO masih mendiskusikan soal respons terkait dengan masuknya benda asing di dalam teritori anggotanya. Sesuai peraturan, ketika ada senjata dari negara asing masuk, maka senjata itu dapat ditembak jatuh. Polandia dapat beraksi jika senjata Rusia melanggar wilayah udaranya," tuturnya, dilansir PAP.

Menanggapi masalah ini, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menyarankan agar NATO bereaksi atas fakta bahwa drone Rusia masuk secara bebasnya ke dalam teritori negara anggotanya. 

"Drone tersebut harus ditembak jatuh. Rusia selalu melakukan ini karena mereka mencoba mencari titik terlemah. Maka dari itu, reaksi tegas atas insiden serupa harus ditetapkan agar tidak terulang kembali," tandasnya. 

Baca Juga: Polandia Sebut Punya Tugas Menyergap Misil Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya