Polandia Dakwa Warga Belarus yang Belokkan Ryanair

Dituduh memberikan berita palsu

Intinya Sih...

  • Kejaksaan Polandia memiliki bukti cukup untuk menangkap tiga terduga pelaku asal Belarus yang membelokkan pesawat Ryanair pada 2021.
  • Ketiga terduga pelaku asal Belarus tidak berada di Polandia, namun otoritas setempat tetap memberlakukan perintah penangkapan terhadap mereka.
  • Menteri Dalam Negeri Polandia Tomasz Siemoniak mengatakan penerapan zona eksklusif di perbatasan Belarus diperpanjang hingga 90 hari ke depan.

Jakarta, IDN Times - Kejaksaan Polandia, pada Jumat (6/9/2024), mengaku memiliki bukti yang cukup untuk menangkap tiga terduga pelaku asal Belarus yang membelokkan pesawat Ryanair pada 2021. Pesawat tersebut diketahui dibelokkan ke Minsk untuk dapat menangkap aktivis Belarus, Roman Protasevich. 

Peristiwa pembelokan pesawat maspakai Ryanair penerbangan FR4978 itu terjadi pada 23 Mei 2021. Saat itu, pesawat yang terbang dari Athena, Yunani menuju ke Vilinius, Lithuania itu diinstruksikan untuk mendarat di Minsk setelah mendapat pesan ancaman bom. 

1. Ketiga terduga pelaku menjabat di institusi Belarus

Kejaksaan Polandia mengungkapkan bahwa ketiga terduga pelaku asal Belarus tidak berada di negaranya. Namun, otoritas setempat tetap memberlakukan perintah penangkapan terhadap pelaku. 

"Kami memutuskan untuk membuka dakwaan kepada ketiga warga Belarus yang memiliki identitas Leonid C (Mantan Kepala Badan Navigasi Udara Belarus), Yevgenia T (Kepala Kontrol Lalu Lintas Udara di Minsk), dan Andrey AM (Kepala KGB)," terangnya, dikutip TVP World

Sementara, dakwaan kepada ketiga pelaku tersebut terkait pemberian awak pesawat dengan informasi palsu dugaan adanya alat peledak yang berada di dalam pesawat. 

"Pemberian informasi menyimpang tersebut adalah sebuah pelanggaran hukum kebebasan bagi 132 penumpang di dalam pesawat Ryanair tersebut. Bahkan, pelanggaran ini juga berdampak pada kebebasan yang dimiliki oleh warga Republik Belarus," tambahnya. 

2. Protasevich sudah divonis hukum 8 tahun penjara

Pada 2021, Protasevich ditangkap bersama pacarnya, Sofia Sapega ketika hendak pulang ke Vilnius, Lithuania. Ia diketahui sudah melarikan diri dari Belarus pada 2019 dan bekerja sebagai editor media Nexta Live di Telegram. 

Melansir RFE/RL, ia ikut dalam meliput kasus kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan untuk membubarkan demonstrasi di Belarus pada Agustus 2020 usai pemilu yang memenangkan Presiden Alexander Lukashenko. 

Pada Mei 2023, Kejaksaan Minsk sudah menjatuhkan vonis Protasevich dengan hukuman 8 tahun penjara. Sedangkan rekan kerjanya, Stsyapan Putsila dan Yan Rudzik ikut diadili secara in-absentia dan dikenai hukuman 20 tahun dan 19 tahun penjara. 

3. Polandia memperpanjang pembatasan di perbatasan Belarus

Polandia Dakwa Warga Belarus yang Belokkan Ryanairsuasana perbatasan Polandia-Belarus (twitter.com/Straz_Graniczna)

Menteri Dalam Negeri Polandia Tomasz Siemoniak mengatakan bahwa penerapan zona eksklusif di perbatasan Belarus diperpanjang hingga 90 hari ke depan. Pembatasan ini akan diterapkan di sepanjang 56 km perbatasan Polandia-Belarus. 

"Kami berhasil memfinalisasi regulasi baru dalam masalah ini yang akan diterapkan mulai 11 September. Aturan ini menargetkan penyelundup migran yang menyelundupkan orang di perbatasan negara. Kami melihat ini sudah membuahkan hasil yang baik," tuturnya. 

Ia menambahkan bahwa pagar perbatasan antara Polandia-Belarus akan dibangun dan ditingkatkan keamanannya karena di beberapa lokasi terlihat cukup mudah untuk ditembus. 

Di sisi lain, organisasi penegak hak asasi manusia (HAM) menyebut kebijakan pemerintah Polandia tersebut mencegah kelompok penyelamat untuk membantu migran yang terluka dan terjebak di perbatasan.

Baca Juga: Diduga Angkut Bom, Polisi Yunani Geledah Penumpang Ryanair

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya