PM Senegal Beri Dukungan kepada Junta Militer Mali

Sebut Mali sebagai saudara

Intinya Sih...

  • Perdana Menteri Senegal Ousmane Sonko kunjungi Mali setelah insiden penyergapan di perbatasan Aljazair.
  • Sonko menyatakan belasungkawa atas tewasnya tentara Mali dan pasukan PMC Wagner, serta menolak intervensi militer ECOWAS di Niger.
  • Dua tentara PMC Wagner ditawan oleh pemberontak CSP-DPA di Mali, yang meminta Rusia untuk menghentikan dukungan terhadap junta militer Mali.

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Senegal Ousmane Sonko, pada Senin (12/8/2024), mengadakan kunjungan kenegaraan ke Mali. Lawatan ini dilangsungkan usai insiden penyergapan yang menewaskan ratusan tentara Mali dan pasukan pembunuh bayaran Rusia, PMC Wagner di perbatasan Aljazair. 

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Senegal sudah memperingatkan Ukraina mengenai dugaan intervensi di Mali. Dakar menolak bentuk dukungan Kiev terhadap pemberontak Strategic Framework for the Defense of the People of Azawad (CSP-DPA) dan kelompok teroris di Mali. 

1. Tolak rencana pengrusakan stabilitas di Mali

Dalam kunjungan ini, Sonko mengungkapkan belasungkawa terhadap rakyat Mali atas tewasnya tentara Mali dan pasukan PMC Wagner di Tinzaouatene pada Juli lalu. Ia pun menyatakan bahwa Mali dan Senegal adalah saudara. 

"Posisi Senegal terkait pembentukan Alliance of the Sahel States (AES) pada September tahun lalu tidak akan berubah. Saya menyatakan penolakan terhadap embargo kepada Mali setelah kudeta militer di Mali pada 2020," terangnya, dilansir APA News

"Tidak ada yang boleh melalui Senegal untuk merusak stabilitas Mali dan negara-negara saudara kami lainnya ataupun menerapkan sanksi. Ini tidak akan berubah dan tidak akan pernah berubah," tambahnya. 

Ia pun mengungkapkan penolakan terhadap rencana intervensi militer ECOWAS (Economic Community of West African States) di Niger menyusul kudeta militer pada Juli 2023. 

2. Terdapat upaya pembebasan tentara PMC Wagner di Mali

Berdasarkan kabar terkini, terdapat dua tentara PMC Wagner yang ditawan oleh pemberontak CSP-DPA di Mali. Diketahui sejumlah pihak sedang mengupayakan pembebasan tentara Wagner yang masih ditawan. 

Dilaporkan RFI, melalui sumber diplomatik di Moskow, kesehatan tentara Rusia yang ditawan oleh pemberontak Mali dalam keadaan baik. Mereka pun disebut diperlakukan dengan sangat baik oleh kelompok CSP-DPA. 

Sejumlah pengamat menyebut bahwa penahanan beberapa tentara Wagner ini disebut sebagai permintaan negosiasi CSP-DPA dengan Rusia. Mereka mendesak agar Moskow segera menghentikan dukungan terhadap junta militer Mali. 

3. CSP-DPA kecam tuduhan Senegal soal serangan teroris kepada tentara Mali

CSP-DPA mengecam pernyataan Senegal dan ECOWAS terkait serangan teror kepada tentara Mali dan PMC Wagner. Kelompok itu menekankan bahwa mereka telah diserang dan serangan ini adalah bentuk pertahanan diri. 

"Pasukan kami ada dalam misi untuk melindungi masyarakat sipil yang terasingkan di Tinzaouatene. Mereka dengan sengaja diserang oleh pasukan Rusia dari Grup Wagner bersama dengan tentara Mali," terangnya. 

"Seharusnya pernyataan itu disesuaikan dengan kondisi politik bahwa kami melakukan perjuangan melawan pemerintah pusat di Bamako. Pernyataan itu menunjukakn bahwa adanya diamnya, ketidakpedulian, dan menampik kenyataan," sambungnya. 

Baca Juga: Bantuan Diblokir, Mali Putus Hubungan Diplomatik dengan Swedia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya