Pelaku Pembunuhan Capres Ekuador Diduga Terima Imbalan Rp3,3 Miliar

Diduga dilakukan geng kriminal terbesar di Ekuador

Jakarta, IDN Times - Kantor Kejaksaan Ekuador, pada Selasa (25/6/2024), mengungkap bahwa pelaku pembunuhan kandidat Presiden Fernando Villavicencio menerima imbalan sebesar 200 ribu dolar AS (Rp3,3 miliar). Informasi ini didapat dari keterangan sejumlah saksi mata yang hadir di pengadilan. 

Fernando Villavicencio dibunuh pada 9 Agustus 2023 usai menghadiri acara kampanye di ibu kota Quito. Kasus ini mengejutkan semua pihak dan menunjukkan tingginya kasus kekerasan di Ekuador imbas aktivitas geng penyelundup narkoba dalam beberapa tahun terakhir. 

1. Villavicencio diduga dibunuh karena akan mengubah hukum di Ekuador

Berdasarkan keterangan dari saksi yang dipanggil di pengadilan, pelaku pembunuhan Villacivencio adalah geng kriminal Los Lobos. Geng tersebut diklaim sebagai organisasi penyelundup narkoba terbesar di Ekuador saat ini. 

Dilaporkan Associated Press, saksi menyebut bahwa salah satu pelaku yang terlibat dalam pembunuhan ini bernama Jose M alias El Cura. Ia sudah dibunuh oleh anggota geng di dalam penjara setelah ditangkap oleh aparat kepolisian. Saksi pun menyebut bahwa mantan Presiden Rafael Correa menyuruh geng untuk membunuh Villavicencio. 

Pelaku pembunuhan diketahui menginginkannya tewas karena jika terpilih sebagai presiden, Villavicencio akan mengubah aturan kode kriminal dan berdampak pada penyelundupan narkoba di Ekuador. 

Politikus berusia 59 tahun itu dikenal sebagai sosok yang menentang kasus korupsi di jajaran menteri dan pejabat senior di Ekuador soal aturan penjara, terutama pada masa kepemimpinan eks Presiden Correa (2007-2017)

Baca Juga: Ekuador Sebut Meksiko Sengaja Ikut Campur Urusannya di ICJ

2. Pemimpin Los Lobos diduga jadi otak pembunuhan Villavicencio

Kantor Kejaksaan Ekuador mengatakan, terdapat indikasi aksi ini diorganisir oleh pembunuh bayaran yang disuruh oleh pemimpin Los Lobos, Carlos L alias Invicible. Ia diketahui masih berada di penjara Lacatunga. 

Selain itu, Carlos Angulo sebagai salah satu pemimpin Los Lobos diduga menjadi koordinator dari pembunuhan ini bersama Laura Castillo. Mereka akan didakwa atas pembunuhan Villavicencio. Jika terbukti bersalah, mereka akan dijatuhi hukuman antara 22-26 tahun penjara. 

Menurut Kejaksaan, Angulo memiliki kapasitas sebagai pemimpin faksi geng kriminal untuk beroperasi di area selatan Quito. Ia disebut telah mengorganisir kasus kriminal seperti yang terekam di dalam pesan di ponselnya. 

Sampai saat ini, otoritas Ekuador belum berhasil mengidentifikasi pelaku di balik tewasnya Villavicencio. Saksi tersebut juga mengaku mendapatkan sejumlah ancaman pembunuhan dari geng kriminal. 

3. Noboa umumkan pembangunan penjara khusus untuk gembong narkoba

Pelaku Pembunuhan Capres Ekuador Diduga Terima Imbalan Rp3,3 MiliarPresiden Ekuador, Daniel Noboa. (flickr.com/presidenciaecuador)

Pada Jumat (21/6/2024), Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan pembangunan penjara keamanan maksimum khusus untuk menampung gembong narkoba dan pemimpin organisasi kriminal di Ekuador. 

"Hari ini, kami mencapai salah satu momentum besar dalam melawan aksi terorisme dan mafia yang telah mendapatkan impunitas di negara ini selama bertahun-tahun," terangnya, dilansir AFP

Ia menambahkan bakal mengalokasikan 52 juta dolar AS (Rp854 miliar) untuk pembangunan penjara yang didesain untuk mengisolasi bos geng kriminal dan mafia. Mereka akan dipantau secara real-time selama 24 jam. 

Pada November lalu, Noboa sudah berjanji untuk mendirikan dua penjara tingkat keamanan maksimum seperti yang dibangun oleh Presiden El Salvador Nayib Bukele dalam melawan geng kriminal di negaranya. 

Baca Juga: Ekuador Adakan Referendum untuk Lawan Kekerasan Geng

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya