Partai Sayap Kanan Jerman Tolak Akui Legitimasi Zelenskyy

AfD dukung perdamaian di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Partai sayap kanan Jerman, AfD (Alternative für Deutschland), pada Selasa (11/6/2024), menolak mengakui legitimasi Presiden Volodymyr Zelenskyy di Ukraina. Mereka menilai masa jabatan Zelenskyy sudah berakhir dan seharusnya diadakan pemilu. 

Belakangan ini, popularitas AfD di Jerman terus meningkat, terutama di tengah konflik Rusia-Ukraina. Padahal selama ini, AfD menolak pengiriman bantuan militer ke Ukraina dan sejumlah politikusnya disebut punya hubungan dengan Rusia. 

1. Sebut Zelenskyy sebagai presiden perang

Pemimpin faksi anggota Parlemen Jerman, Alice Weidel dan Tino Chrupalla mengatakan bahwa mereka tidak ingin mendengar pernyataan dari Presiden Zelenskyy. 

"Kami tidak ingin mendengarkan Volodymyr Zelenskyy karena masa jabatannya sudah habis. Sekarang, dia hanya menjabat sebagai presiden perang dan seorang perampok di Ukraina," terangnya, dilansir Politico

"Namun, Ukraina tidak lagi membutuhkan sebuah presiden perang. Ukraina membutuhkan sebuah presiden yang cinta damai dan berkeinginan mengadakan negosiasi, sehingga tidak ada lagi korban jiwa dan Ukraina memiliki harapan di masa depan," tambahnya. 

Dalam kunjungan dan pidatonya di Parlemen Jerman, sebanyak 77 anggota parlemen AfD dan 10 anggota parlemen BSW (Bündnis Sahra Wagenknecht) menolak hadir. 

Baca Juga: Hindari Serangan Rusia, Ukraina Akan Simpan Jet F-16 di Luar Negeri

2. Zelenskyy minta Jerman bantu rekonstruksi energi di Ukraina

Dalam kesempatan itu, Zelenskyy menginginkan agar Jerman bersedia membantu Ukraina dalam rekonstruksi pembangkit listrik dalam jangka pendek. Ia menyebut negara sedang menghadapi krisis energi imbas serangan Rusia. 

"Pembangkit listrik di Ukraina sudah dihancurkan, termasuk 80 persen pembangkit energi panas bumi dan pembangkit hidroelektrik. Energi akan terus menjadi target utama dari Presiden Rusia Vladimir Putin," ungkapnya, dikutip Associated Press

"Ukraina memiliki semua sumber daya alam yang dibutuhkan untuk pendirian energi modern, tapi semua itu tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan finansial dari kalian dan investasi di Ukraina," tambahnya. 

Ia menambahkan bahwa investasi ini akan menguntungkan bagi perusahaan di Jerman. Ia menambahkan bhwa program pinjaman dari institusi tersebut akan menciptakan belasan ribu lapangan kerja baru.

3. Popularitas AfD di Jerman terus meningkat di kalangan pemuda

Dalam pemilu Uni Eropa (UE) 2024, AfD memperoleh kesuksesan besar dan suaranya melonjak dibanding pemilu 2019. Menariknya, partai sayap kanan tersebut mampu mendulang suara yang cukup banyak dari generasi muda di Jerman. 

Dilansir Deutsche Welle, sebanyak 16 persen pemuda memilih AfD pada pemilu tahun ini. Jumlah ini lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan pemilu sebelumnya pada kelompok umur 16-24 tahun. Perolehan terbanyak dari kelompok umur 35-44 dengan 20 persen suara. 

Hingga saat ini, AfD sudah menempati posisi kedua, di bawah CDU (Christian Democratic Union of Germany) dalam perolehan suara pemilu UE di Jerman. Diperkirakan AfD akan mengirimkan 15 anggota parlemen di Brussels. 

Baca Juga: Tolak Kebijakan Perang Ukraina, Warga Moldova Coret Menara Eiffel 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya