Parlemen Prancis Tetapkan Wagner Rusia sebagai Teroris

Diklaim melakukan berbagai kejahatan perang

Jakarta, IDN Times - Parlemen Prancis, pada Selasa (9/5/2023), menetapkan kelompok militer swasta Rusia, Wagner, sebagai teroris. Siapapun yang bersekongkol dan berbisnis dengan organisasi tersebut akan mendapat hukuman karena bekerja sama dengan teroris. 

Pada awal 2023, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) sudah menetapkan Grup Wagner sebagai organisasi teroris internasional. Kiev mengklaim bahwa penetapan ini sebagai upaya menegakkan perdamaian dan menindak pelaku kejahatan perang, termasuk anggota Wagner. 

1. Semua anggota parlemen Prancis setuju

Dilansir Politico, pemungutan suara di Parlemen Prancis menunjukkan semua anggota berjumlah 331 orang menyetujui penetapan Wagner sebagai teroris. Mereka juga menyuarakan agar Uni Eropa (UE) memasukkan Wagner dalam orgainisasi teroris. 

"Resolusi ini dan perluasan ke seluruh Eropa adalah alat hukum dalam melawan Grup Wagner. Memasukkan dalam daftar UE akan berdampak besar terhadap semua pihak, termasuk individu maupun bank yang membantu aktivitasnya," tutur Benjamin Haddad, anggota parlemen dari Partai Renaissance

"Mereka bukan hanya sekedar kelompok paramiliter. Mereka juga akan membunuh warga sipil untuk kepentingan politik dan merusak stabilitas institusi," tambahnya. 

Ia menekankan, masuknya Wagner dalam organisasi teroris akan jadi pukulan keras pada kelompok pembunuh bayaran tersebut. Pasalnya, semua pihak yang bekerja sama dengan Wagner akan dihukum. 

Baca Juga: Bos Wagner Sebut Tentara Rusia Kabur dari Bakhmut Ukraina 

2. Zelenskyy ucapkan terima kasih pada Prancis

Presiden Ukraina, Volovymyr Zelenskyy, menyatakan terima kasih kepada Parlemen Prancis atas penetapan Wagner sebagai organisasi teroris. Ia berharap seluruh dunia mengikuti langkah Paris. 

"Ini sesuatu yang seharusnya diadopsi di seluruh penjuru dunia. Semua bentuk tindak terorisme harus dihancurkan, dan semua teroris harus dihukum," papar Zelenskyy, dikutip Ukrinform.

Pada saat yang sama, ia mengungkapkan terima kasihnya kepada AS yang bersedia memberikan paket bantuan militer baru kepada Ukraina. 

"Tidak ada kabar yang lebih baik dari rekan kami. Dari yang kami dengar, AS akan mengirimkan paket bantuan pertahanan baru yang mencapai 1,2 miliar dolar AS (Rp17.7 triliun)," sambungnya. 

3. Prigozhin akan ditetapkan pengkhianat jika tinggalkan Bakhmut

Pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengancam untuk meninggalkan posisinya di Bakhmut jika tidak mendapat amunisi yang diminta. Ia juga menggerutu bahwa Rusia akan menetapkannya sebagai pengkhianat jika meninggalkan garis depan. 

"Sebuah perintah perang dikirim kemarin yang menyatakan bahwa jika kami meninggalkan posisi kami (di Bakhmut). Kami akan dianggap sebagai pengkhianat terhadap Tanah Air. Itu pesan kepada kami," papar Prigozhin, dilansir Reuters.

"Namun, jika tidak ada amunisi, kami akan tetap meninggalkan posisi kami dan menanyakan siapa yang sebenarnya mengkhianati Tanah Air. Rupanya, pihak itu (yang berkhianat) adalah orang yang setuju mengirimkan sedikit amunisi," sambungnya. 

Kemudian, ia menyatakan bahwa pasukannya akan tetap berada di Bakhmut dan terus memaksa pengiriman amunisi sesuai yang dibutuhkan dalam beberapa hari ke depan. 

Baca Juga: Hari Kemenangan Rusia, Pidato Putin: Ukraina Jadi Sandera Barat!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya