Nikaragua Akan Kirim Pejuang Sandinista Lawan Revolusi di Venezuela

Nikaragua akui kemenangan Nicolas Maduro

Jakarta, IDN Times - Presiden Nikaragua Daniel Ortega, pada Selasa (27/8/2024), menyatakan bakal mengirim pasukan ke Venezuela jika terjadi revolusi untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Ia pun sudah mengakui sejak awal kemenangan pemimpin sayap kiri tersebut. 

Nikaragua di bawah rezim Ortega dikenal sebagai sekutu terdekat Venezuela di kawasan Amerika Latin. Selain Nikaragua, terdapat beberapa negara Amerika Latin yang mengakui kemenangan Maduro pada pilpres tahun ini, termasuk Kuba, Bolivia, dan Honduras. 

1. Berniat mengirimkan pasukan Sandinista ke Venezuela

Dalam pertemuan virtual dengan pemimpin sayap kiri di Amerika Latin, Ortega menegaskan dukungan kepada Maduro di tengah gelombang protes hasil pilpres yang mengklaim kemenangan pemimpin sayap kiri tersebut. 

"Kami menawarkan dukungan kepada Presiden Maduro jika memang terjadi revolusi di negaranya. Saya memastikan kepadanya bahwa jika pertarungan memang tiba, mereka (pemerintah Venezuela) akan memperoleh bantuan dari pejuang Sandinista," tuturnya, dikutip CNN

Sebagai informasi, Sandinista merupakan anggota dari partai sayap kiri di Nikaragua, Sandinista National Liberation Front (FSLN). Partai itu sukses menapaki puncak kekuasaan usai menggulingkan pemerintahan dinasti Somoza pada 1970-an. 

Namun, Ortega tidak menjelaskan secara spesifik apakah maksud dari pasukan tersebut adalah aparat kepolisian, militer, ataupun kelompok bersenjata pro-pemerintah yang beraksi untuk membubarkan massa dan demonstran. 

Baca Juga: Mahkamah Agung Venezuela Dukung Kemenangan Maduro dalam Pemilu

2. Sebut penyelundup narkoba Kolombia akan terlibat

Nikaragua Akan Kirim Pejuang Sandinista Lawan Revolusi di VenezuelaDaniel Ortega saat dilantik di menjadi presiden di Nikaragua. (twitter.com/telesurenglish)

Ortega memprediksi, jika konflik bersenjata terjadi di Venezuela, akan diikuti oleh sejumlah tentara bayaran dan pembunuh bayaran asal Kolombia. Bahkan, ia mengklaim kelompok penyelundup narkoba akan ikut terlibat. 

"Dengan panjangnya perbatasan Venezuela-Kolombia, mereka tentu harus bersiap, mereka akan bersiap untuk memberikan pertarungan dan mengalahkan mereka. Saya yakin bahwa jika ada pertempuran mereka akan saling mengalahkan satu sama lain," terangnya, dilansir Mercopress

"Saya memaksa bahwa ribuan pejuang di Amerika Latin dan Karibia akan bergabung dalam pertahanan revolusi Bolivaria, seperti halnya ribuan pejuang yang bergabung dalam perjuangan melawan rezim Somoza di Nikaragua pada 1970-an," sambungnya. 

3. Ortega kritik Presiden Brasil dan Kolombia

Pada saat yang sama, Ortega mengkritisi Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Kolombia Gustavo Petro terkait Venezuela. Ia mengklaim keduanya mewakili Amerika Serikat (AS) di Amerika Latin. 

"Petro yang malang, saya melihatnya bersaing dengan Lula untuk merepresentasikan Yankees (AS) di Amerika Latin," tuturnya.

"Jika Anda ingin saya menghargai Anda, maka hargailah saya, Lula. Jika Anda ingin rakyat Bolivarian menghargai Anda, maka hargailah kemenangan Presiden Maduro dan jangan biarkan diri Anda terjebak bersama Amerika," sambungnya.

Dilaporkan EFE, pada akhir pekan lalu, Lula dan Petro kembali mendesak Dewan Elektoral Nasional Venezuela (CNE) untuk memublikasikan hasil pilpres. Keduanya menyatakan ini di tengah keraguan hasil pilpres usai Mahkamah Agung Venezuela menyatakan kemenangan Maduro. 

Baca Juga: Kuba Bantah Tuduhan Terlibat dalam Kekerasan di Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya