NATO Akan Bangun Pusat Latihan Tentara Ukraina di Polandia

NATO-Ukraina akan evaluasi perang dengan Rusia

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan rencana pendirian pusat latihan militer gabungan dengan Ukraina di Polandia. Kebijakan ini akan menjadi sarana bagi NATO dan Ukraina untuk meningkatkan kerja sama. 

Belakangan ini, NATO sempat digemparkan dengan pernyataan eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menolak pengiriman senjata ke Ukraina. Ia bahkan sempat mengatakan akan mempersilakan Rusia menginvasi Eropa jika terpilih lagi sebagai presiden. 

Baca Juga: NATO Serukan Eropa Tingkatkan Pasokan Senjata Untuk Ukraina

1. NATO-Ukraina akan kerja sama di berbagai bidang

NATO Akan Bangun Pusat Latihan Tentara Ukraina di Polandialambang Ukraina dan NATO (unsplash.com/jccards)

Stoltenberg mengatakan pendirian pusat analisis, latihan, dan pendidikan di Polandia bertujuan memberikan pelajaran kepada NATO dan Ukraina di tengah perang melawan Rusia. 

"Hari ini, kami memutuskan pendirian pusat latihan, analisis, dan pendidikan NATO-Ukraina di Bydgoszcz, Polandia. Pembangunan ini akan memfasilitasi tentara Ukraina untuk belajar dari perang melawan Rusia dan menciptakan struktur tentara Ukraina yang lebih baik," ujarnya pada Kamis (15/2/2024), dikutip The Kyiv Independent

Ia menambahkan, seluruh sekutu NATO belum menyetujui dan masih menunggu detail rencana terkait pusat latihan tersebut. 

"Apa yang kami buat sekarang adalah keputusan politik dan kemudian kami akan mengimplementasikan keputusan ini dalam beberapa pekan atau bulan ke depan. Hari ini, kami memutuskan memulai prosesnya," sambungnya. 

2. Stoltenber klaim NATO akan terus bantu Ukraina

NATO Akan Bangun Pusat Latihan Tentara Ukraina di PolandiaSekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg saat mengadakan kunjungan ke Kantor Pusat NATO di Bosnia-Herzegovina, Senin (20/11/2023). (twitter.com/jensstoltenberg)

Stoltenberg menambahkan, NATO akan terus membantu Ukraina dalam berperang melawan agresi militer Rusia. Ia menyatakan NATO akan terus mengirimkan persenjataan dan logistik ke Ukraina. 

"Kami akan melanjutkan dalam membantu Ukraina mendekati standar yang dimiliki oleh NATO dalam segala hal, termasuk perolehan senjata hingga logistik. Sekutu akan melanjutkan pengiriman senjata, peralatan tempur, dan amunisi. Dukungan ini akan menjadi pembeda," ungkapnya. 

Dilaporkan Ukrinform, ia menekankan bahwa dukungan NATO kepada Ukraina adalah sebuah contoh pembagian logistik transatlantik yang sebenarnya. 

"Saya menyambut baik upaya dari semua negara anggota NATO dan Uni Eropa (UE) dalam membuka jalan untuk meningkatkan industri pertahanan Ukraina di tengah pertempuran melawan Rusia," tambahnya. 

Baca Juga: NATO Siapkan Rp18,7 Triliun untuk Tambah Amunisi Perang Ukraina

3. Trump tidak akan bantu anggota NATO yang tidak penuhi batas pengeluaran pertahanan

Mantan Presiden AS Donald Trump mengungkapkan, jika ia terpilih kembali tidak akan membela negara anggota NATO yang tidak memenuhi ambang batas target pengeluaran pertahanan sebesar 2 persen dari PDB. 

"Saat ini, saya akan meninggalkan batas minimum standar pengeluaran pertahanan dan akan menyuruh Rusia untuk bertindak sesuka mereka kepada anggota NATO yang tidak patuh," tutur Trump, dikutip Associated Press.

"Lihat, jika mereka tidak membayar dengan meningkatkan alokasi anggaran pertahanan, kami tidak akan melindungi mereka. Oke?" tambahnya. 

Berdasarkan data terbaru, hanya terdapat 11 dari 31 negara anggota NATO yang berhasil mencapai batas anggaran pertahanan 2 persen dari PDB. Negara Baltik terlihat berhasil meningkatkan anggaran pertahanan di tengah invasi Rusia ke Ukraina. 

Baca Juga: Partai PM Orban Boikot Sesi Parlemen yang Bahas Aksesi Swedia di NATO

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya