Lawan Sanksi Barat, Rusia-Venezuela Percepat Proses Tinggalkan Dolar

Kerja sama hindari efek sanksi Barat

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil mengadakan kunjungan kenegaraan ke Rusia pada Kamis (16/11/2023). Ia pun sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov untuk membicarakan soal kerja sama kedua negara dan pencegahan sanksi dari Barat. 

Rusia-Venezuela merupakan sekutu dekat yang saling mendukung di tengah tekanan hebat dari negara-negara Barat. Bahkan, Caracas ikut mendukung invasi Rusia ke Ukraina dan menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan NATO atas rencana perluasan ke arah timur. 

Baca Juga: Putin Sebut Barat Siapkan Sanksi yang Lebih Gila untuk Rusia

1. Rusia-Venezuela kecam sanksi dari Barat

Dalam pertemuan tersebut, Rusia dan Venezuela setuju mempromosikan mekanisme keuangan yang mandiri agar dapat bertahan dari sanksi-sanksi Barat. Keduanya juga menolak dolar sebagai mata uang pembayaran internasional. 

"Ini adalah cara agar kami dapat mengalahkan kebijakan sanksi tidak logis ini. Kedua negara telah menjadi subjek kebijakan pemaksaan unilateral dari Barat yang tidak sesuai dengan desain awalnya," ungkap Gil, dikutip EFE.

Gil menekankan bahwa Moskow dan Caracas setuju membuat sistem mandiri yang berfungsi dalam pertukaran seluruh aspek ekonomi dan finansialnya. 

"Kami mempertahankan arsitektur finansial. Kami mendesak sanksi kepada seluruh negara di dunia segera dicabut, termasuk kepada Rusia dan Venezuela. Kami akan terus melanjutkan langkah-langkah penting," sambungnya. 

Ia menambahkan bahwa penggunaan sistem pembayaran MIR sudah tersedia di seluruh Venezuela. Bahkan, di seluruh area wisata di Venezuela, semua sistem pembayaran dapat menggunakan MIR. 

2. Kedua negara sepakat meninggalkan dolar dalam transaksi internasional

Menlu Rusia, Sergey Lavrov memastikan bahwa kedua negara akan memusatkan perhatian untuk menghindari sanksi yang diterapkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. 

"Kebijakan yang termasuk meninggalkan dolar tidak dapat diperbaiki. Saya menyerukan bahwa BRICS sudah menginstruksikan Menteri Keuangan pada Agustus lalu untuk memperlihatkan alternatif pembayaran selain mata uang dolar AS," ungkapnya. 

Lavrov menambahkan bahwa kedua pihak setuju dalam mempraktikkan peningkatan perdagangan dan investasi bilateral. Ia menyebutkan sejumlah proyek gabungan kedua negara di bidang energi, teknologi, kesehatan, pertanian, dan lainnya. 

Sementara, Gil mengungkapkan bahwa Rusia dan Venezuela hanya ingin mempertahankan diri dari hegemoni penggunaan mata uang dolar AS yang sekarang digunakan sebagai alat politik untuk menekan pemerintahannya. 

Baca Juga: Venezuela Marah Uni Eropa Perpanjang Sanksi ke Negaranya

3. Rusia-Venezuela kecam serangan Israel kepada warga sipil di Gaza

Pada kunjungan ke Moskow, Gil juga menyampaikan penolakannya terhadap genosida yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina di Gaza. Ia menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin untuk menghindari semakin banyaknya korban. 

"Venezuela mengecam keras genosida yang dilakukan pemerintah Israel. Kami menyerukan agar semua pelaku kejahatan perang mendapatkan hukuman setimpal. Kebijakan ekterminasi ini harus segera dihentikan dan kami mengecam langkah Israel yang berusaha mengusir warga Palestina dari Gaza," tegas Gil, dilansir Telesur.

Sementara itu, Lavrov memastikan bahwa Moskow memang mengecam tindakan terorisme, tapi menolak keras pemboman tanpa pandang bulu kepada warga sipil. Ia pun mendesak segera disetujuinya gencatan senjata. 

Ia juga menyesalkan Dewan Keamanan PBB yang tidak dapat mengupayakan gencatan senjata antara Israel-Hamas. Ia pun menyalahkan AS dan sekutu Baratnya atas tindakan Israel di Gaza. 

Baca Juga: Bye-bye Dolar AS! Perdagangan RI-Malaysia Sepakat Pakai Uang Nasional

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya