Kuba Bantah Tuduhan Terlibat dalam Kekerasan di Venezuela

Kuba akui kemenangan Maduro

Intinya Sih...

  • Kuba membantah terlibat dalam penekanan dan spionase di Venezuela
  • Kemlu Kuba mengklarifikasi tuduhan oposisi bahwa mereka ikut campur dalam urusan negara lain
  • Organization of American States (OAS) dikritik karena mendukung kudeta dan tidak menghormati kedaulatan Venezuela

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kuba, pada Selasa (20/8/2024), membantah ikut andil dalam segala bentuk penekanan, spionase, dan aksi kekerasan di Venezuela. Pihaknya mengklaim pernyataan itu diucapkan oposisi karena frustasi gagal melakukan kudeta. 

Kuba dikenal sebagai sekutu terdekat Venezuela di Benua Amerika selain Nikaragua. Bahkan, sehari setelah berlangsungnya pilpres Venezuela, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel langsung mengucapkan selamat kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro atas klaim kemenangannya. 

1. Kuba klaim tidak pernah mengintervensi urusan negara lain

Kemlu Kuba mengklarifikasi bahwa negaranya tidak pernah mengintervensi urusan negara lain. Pihaknya menekankan bahwa pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado telah berbohong. 

"Mengenai pernyataannya (Machado), itu semua adalah kebohongan. Telah ditemukan bahwa ia sebenarnya menerima jutaan dolar dari Amerika Serikat (AS) untuk membiayai kampanye politiknya dan merusak stabilitas di Venezuela," ungkapnya, dikutip Radio Havana

"Kuba tidak pernah mengintervensi negara lain dan tidak akan pernah melakukannya yang akan mengganggu kehidupan politik dan ekonomi negara lain, termasuk menggunakan sanksi, tekanan, dan rencana mengubah rezim di suatu negara," tambahnya. 

Havana juga menekankan bahwa kampanye media hanya bertujuan merusak institusi di Venezuela. Hal itu dianggap mengakibatkan ribuan warga Venezuela terdampak dan menolak keinginan dari mayoritas warga. 

Baca Juga: Israel Bom Lebanon, Tewaskan Pejabat Fatah Palestina

2. Kuba dukung kedaulatan Venezuela

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengungkapkan bahwa Organization of American States (OAS) telah mengintervensi urusan dalam negeri Venezuela karena mendesak publikasi hasil pilpres yang memenangkan Maduro. 

"Seperti yang kita peringatkan sebelumnya, langkah intervensionisme dalam hasil pilpres Venezuela sudah dilakukan oleh OAS. Ini artinya OAS mendukung kudeta, diktator, dan tidak mengecam invasi AS. Lembaga itu tidak memiliki otoritas untuk memaksa negara kami untuk menyetujui mandat palsu," tegasnya.

"Kami menyerukan kepada OAS dan pihak lainnya untuk terus menghargai prinsip dasar kedaulatan Venezuela melalui pengakuan verifikasi hasil yang dijamin transparansi, kredibilitas, dan keabsahan dalam proses elektoral," sambungnya. 

3. OAS desak Venezuela publikasikan hasil pilpres

Sekretaris Jenderal OAS Luis Almagro mengatakan akan berjuang untuk mengembalikan demokrasi di Venezuela. Ia pun mendesak pentingnya kemandirian dari Dewan Elektoral Nasional Venezuela (CNE) dalam menanggapi hasil ini. 

"Objektif ke depan adalah melanjutkan masa depan demokrasi Venezuela tanpa adanya persekusi politik dengan penghormatan penuh kepada hak-hak fundamental rakyat. Kami mendesak agar CNE memastikan semua suara rakyat Venezuela dihitung," tegasnya. 

Dilaporkan EFE, CNE sudah menyatakan Maduro menang dalam pilpres tanpa mempublikasikan hasilnya secara detail. Hasil itu mendapat penolakan dari oposisi dan dipertanyakan oleh berbagai negara. 

Koalisi oposisi Venezuela yang dipimpin Edmundo Gonzalez Urrutia dan Maria Corina Machado juga menyatakan kemenangan telak lewat hasil perhitungannya sendiri dan sudah mempublikasikannya. 

Baca Juga: Panama Deportasi Migran Ilegal dengan Penerbangan yang Didanai AS

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya