Konflik Maroko dan Polisario Kembali Memanas Usai 29 Tahun Berdamai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rabat, IDN Times - Setelah hampir 30 tahun berdamai, konflik antara Maroko dan Kelompok Polisario di Sahara Barat kembali bergejolak. Bahkan pemimpin kelompok Polisario mengatakan pada hari Senin (16/11) jika kelompoknya sudah merekrut relawan baru dan segera bergabung dengan kelompok Sahrawi belakangan ini.
Sebelumnya konflik di Sahara Barat sudah berlangsung sejak dilepaskannya eks koloni Spanyol tersebut pada tahun 1975. Maroko mengklaim wilayah tersebut sebagai miliknya, sedangkan kelompok pemberontak Polisario yang dibantu Aljazair menginginkan kemerdekaan.
1. Polisario hapuskan perjanjian damai dengan Maroko
Melansir dari CNN, konflik antara Maroko dan Polisario kembali memanas setelah ketua kelompok pendukung kemerdekaan Sahara Barat, Brahim Ghali mengumumkan tidak akan berkomitmen kembali dalam perjanjian gencatan senjata antara kedua pihak sejak hari Sabtu (14/11).
Meski begitu, Maroko tetap mendukung upaya gencatan senjata dari PBB yang sudah dilakukan pada tahun 1991. Namun pihak Maroko tetap akan melakukan operasi militer di perlintasan El Guergarat yang masuk wilayah penyangga antara Maroko dan deklarasi independen Republik Demokratik Arab Sahrawi tersebut.
2. Adanya blokade akses perbatasan Guerguerat oleh Kelompok Polisario
Editor’s picks
Sebelumnya pada hari Jumat (13/11) militer Maroko melancarkan agresi di perbatasan El Guergarat. Setelah satu-satunya jalan utama menuju ke Mauritania tersebut diblokade oleh kelompok pemberontak Polisario dan menghalangi akses masuknya truk asal Maroko selama tiga minggu, dilansir dari Anadolu Agency.
Sedangkan pihak Polisario menganggap operasi yang dilakukan Maroko di wilayah perbatasan tersebut sebagai tindakan provokatif. Bahkan Ghali mengatakan apabila tindakan tersebut sudah melanggar gencatan senjata dan kesepakatan militer serta kemungkinan perdamaian dan solusi atas dekolonisasi Sahara Barat, dikutip dari CNN.
Baca Juga: Maroko Terapkan Hukuman Pidana bagi Warganya yang Tidak Pakai Masker
3. Polisario kerahkan ribuan relawan untuk berperang
Menegangnya konflik antara Maroko dan Polisario dikhawatirkan dapat menghapus perjanjian perdamaian antara kedua belah pihak sejak 6 September 1991. Bahkan Polisario yang didukung oleh Aljazair mengatakan apabila mereka sudah merekrut ribuan relawan yang akan dikerahkan dalam pertempuran.
Mengutip dari Africa News, menurut Kepala Diplomasi Republik Demokratik Arab Sahrawi mengatakan terdaat ribuan relawan sudah bergabung dengan militer dan sebagian dari mereka sudah lulus dari sekolah. Malah ratusan lainnya merupakan lulusan dari sekolah militer.
Maroko tetap menginginkan wilayah Sahara Barat sebagai bagian dari kerajaannya dan sudah menawarkan otonomi khusus pada wilayah sengketa tersebut. Akan tetapi negosiasi yang dilakukan antara Maroko, Polisario, Aljazair dan Mauritania masih berjalan alot sejak tahun 2019 lalu, dilaporkan dalam The North Africa Journal.
Baca Juga: Maroko Terapkan Hukuman Pidana bagi Warganya yang Tidak Pakai Masker
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.