Karavan Migran Lanjutkan Perjalanan dari Meksiko Selatan ke AS

Akan ciptakan rombongan migran terbesar

Jakarta, IDN Times - Karavan migran yang terdiri dari ribuan orang kembali melanjutkan perjalanan usai masuk ke Meksiko, pada Minggu (5/11/2023). Mereka akan bergabung dengan karavan migran yang sudah melakukan perjalanan terlebih dahulu untuk mencapai perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. 

Meksiko sedang dilanda krisis migrasi di tengah masuknya ribuan migran ilegal dari berbagai negara. Bahkan, UNHCR menyebut setiap hari terdapat lebih dari 6 ribu migran yang masuk ke Meksiko dari perbatasan Guatemala. 

1. Rombongan karavan migran mencapai 8 ribu orang

Karavan migran yang melebihi 1.200 orang tersebut mulai berjalan dari Tapachula, Meksiko untuk bergabung dengan rombongan lainnya. Pasalnya, karavan migran yang sudah berangkat terlebih dahulu kini diketahui berhenti sementara di Huixtla, Meksiko. 

Dilaporkan Infobae, sekitar 1.200 migran itu mayoritas berasal dari Haiti, Nikaragua, dan Venezuela. Karavan tersebut dibentuk setelah ribuan migran menunggu izin resmi selama berbulan-bulan lamanya untuk melintasi wilayah Meksiko secara legal. 

Nantinya, karavan tersebut akan menjadi yang terbesar dalam tahun ini dengan jumlahnya mencapai 8 ribu orang. Diperkirakan karavan ini akan tiba di Huixtla yang berjarak 30 km pada 3 hari ke depan.

Baca Juga: UNHCR Sebut 6 Ribu Migran Masuk ke Meksiko Setiap Hari

2. Meksiko dianggap lamban menangani masalah migran

Kepala Peoples Without Border (PSF), Irineo Mujica, mengatakan bahwa ia akan melakukan pendekatan dengan otoritas imigrasi Meksiko untuk mencari solusi dan memberikan akses masuk dalam 20-45 hari ke depan. 

"Ini adalah karavan kedua dan jumlah yang terbesar kedua dari karavan yang memutuskan untuk pergi dari penjara di Tapachula," ungkap Mujica yang mengkritisi keterlambatan otoritas dalam mengatasi masalah imigrasi. 

Ia pun meminta agar otoritas memperhatikan kondisi krisis kemanusiaan yang terjadi kepada migran. Pasalnya, seiring banyaknya migran yang masuk, maka banyak pula yang melewati rute-rute berbahaya di Meksiko. 

"Kami meminta agar pemerintah Meksiko menerjunkan personelnya yang tidak bekerja. Kami melihat personel yang meninggalkan pekerjaannya dan saat ini meninggalkan kondisi krisis migrasi dan tidak ada respons untuk itu," sambungnya. 

3. Shelter migran di Tapachula alami kelebihan kapasitas

Organization for Migration (IOM) mengatakan, keberangkatan karavan migran ini berlangsung di tengah arus migrasi yang semakin membludak. Bahkan, beberapa shelter khusus migran telah mengalami kelebihan kapasitas dan dalam kondisi buruk. 

"Semua shelter di Tapachula telah menerima sekitar 6 ribu migran untuk setiap bulannya. Sedangkan di penampungan Belen yang terletak di pintu masuk kota, telah menampung sekitar 500 migran dan melebihi kapasitasnya," tutur IOM. 

Dalam menyelesaikan masalah ini, IOM, UNHCR, dan Meksiko telah membuat inisiatif Safe Mobility Office. Program ini berfungsi untuk mempermudah proses pengajuan suaka dan izin imigrasi di beberapa tempat. 

Dilansir France24, pusat pengajuan migrasi sudah didirikan oleh Amerika Serikat (AS) di Kolombia, Kosta Rika, dan Guatemala. Sejauh ini sudah ada 61 ribu orang yang mendaftar di tiga tempat tersebut. 

Baca Juga: Presiden Meksiko Klaim Ribuan Migran Tiba di Perbatasan Setiap Hari

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya