Jerman Perketat Aturan Senjata Tajam usai Insiden di Solingen

ISIS klaim bertanggung jawab atas penusukan

Jakarta, IDN Times - Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck, pada Senin (26/8/2024), menyerukan pengetatan kebijakan membawa senjata tajam di negaranya usai insiden penusukan di Solingen. Serangan ini mengejutkan semua pihak karena dilakukan di tengah acara Festival Keberagaman. 

Pada Sabtu (24/8/2024), ISIS mengaku bertanggung jawab dalam serangan itu tanpa memberikan bukti keterlibatannya. Serangan di kota antara Duesseldorf dan Koeln tersebut mengakibatkan 3 korban tewas yang terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan. menyerukan pengetatan kebijakan membawa senjata tajam di negaranya usai insiden penusukan di Solingen. 

1. Minta segera diungkap dalang di balik insiden penusukan

Habeck mengungkapkan, penting untuk segera mengungkap siapa dalang dari peristiwa serangan di Solingen ini. Ia menyebut ada kemungkinan jaringan teroris selain ISIS beroperasi di Jerman. 

"Siapapun dalang di balik peristiwa mengerikan ini, jika ISIS mengklaim aksi ini dapat diinterprestasikan bahwa terdapat jaringan teroris lain di Jerman yang harus segera diungkap dan dibubarkan," tegasnya, dikutip TVP World

Ia menyebut bahwa membawa senjata tajam di area publik yang menimbulkan aksi terorisme seperti ini tidak boleh dibiarkan di Jerman. Ia menekankan bahwa Jerman tidak lagi berada di Abad Pertengahan. 

"Di Jerman, tidak ada yang membutuhkan membawa senjata tajam di area publik yang berfungsi untuk menusuk atau meneror orang lain. Jika orang tersebut adalah pencari suaka, maka mereka akan kehilangan haknya. Kami tidak ingin menampung orang seperti itu," sambungnya. 

Baca Juga: ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Pisau di Jerman

2. Berencana memperketat warga membawa pisau di area publik

Pada hari yang sama, Kanselir Jerman Olaf Scholz berkunjung ke Solingen untuk menilik langsung kondisi terkini usai insiden serangan. Ia juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan menaruh bunga untuk mengenang korban. 

"Ini adalah terorisme, teroris telah melawan kami semua. Kami sekarang akan memperketat regulasi kepemilikan dan penggunaan senjata, terutama terkait dengan penggunaan senjata tajam, termasuk pisau. Saya yakin ini akan diberlakukan dengan sangat cepat," terangnya, dilansir Deutsche Welle

Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat perdebatan di Jerman mengenai pembatasan membawa senjata tajam mulai berukuran 6 cm hingga 12 cm di area publik. 

Peristiwa serangan di Solingen ini menambah panjang kasus penusukan di Jerman sepanjang 2024. Sebelumnya, dua kasus penusukan terjadi di sebuah sekolah di Wuppertal pada Februari dan di Mannheim pada akhir Mei. 

3. Oposisi Jerman desak pemerintah perketat aturan migrasi

Usai insiden serangan di Solingen, pemimpin partai oposisi Christian Democratic Union (CDU), Friedrich Merz, mengkritisi pemerintah dalam menangani krisis keamanan di Jerman yang berhubungan dengan migrasi. 

"Partai di pemerintahan salah dalam memfokuskan isunya. Mereka sibuk memperketat aturan penggunaan senjata tajam. Padahal, usai serangan di Solingen, jelas masalahnya bukan pisau, tapi orang yang membawanya. Dalam berbagai kasus, insiden ini berkaitan dengan imigran dan mayoritas kriminal dilatarbelakangi motif Islamis," tuturnya. 

Dalam publikasinya, Merz menyerukan agar pemerintah menerapkan kebijakan penting, termasuk mendeportasi pengungsi ke negara asalnya di Suriah dan Afghanistan. Selain itu, menolak masuknya pengungsi baru dari negara-negara tersebut. 

Menanggapi kritikan ini, Sekretaris Jenderal Partai Sosial Demokrat (SPD), Kevin Kühnert menekankan, jawaban dari masalah ini bukan menutup pintu. Ia menyebut orang-orang asal dua negara itu juga melarikan diri dari Islamis karena dipersekusi di negara asalnya. 

Baca Juga: Jerman Akan Bantu Moldova Masuk ke Uni Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama
  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya