Italia Desak Uni Eropa Bantu Tunisia Adang Migran

Italia berusaha cegah migran masuk ke negaranya

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi, pada Selasa (17/10/2023), mendesak Uni Eropa (UE) membantu Tunisia mengadang migran yang hendak menyeberang ke Eropa. Ia pun menekankan agar UE bersedia menepati bantuan yang dijanjikan pada Juli lalu. 

Hubungan UE-Tunisia sedang mengalami pasang surut dalam beberapa bulan terakhir di tengah krisis migrasi. Bahkan, Tunisia telah menolak dana bantuan dari UE yang mencapai 127 juta euro (Rp2 triliun) pada periode pertama yang dianggap tidak sesuai dengan kesepakatan awal. 

1. Piantedosi sebut cara terbaik atasi migran dengan gandeng Tunisia

Piantedosi mengatakan, 91 persen dari sekitar 140 ribu migran yang tiba di pesisir Pulau Lampedusa menyeberang dari Tunisia. Ia menyebut bantuan ke Tunisia akan membantu UE menghentikan migran ilegal. 

"Tujuannya adalah, yang pertama dan terpenting untuk menghentikan migran ilegal Afrika tiba di Lampedusa dengan mengadakan inisiatif kuat Eropa dan internasional," tutur Piantedosi. 

"Saya percaya bahwa ini adalah yang terbaik untuk kepentingan semua pihak dengan mengimplementasikan persetujuan antara UE dan Tunisia," sambungnya. 

Dilaporkan Ansa, pekan lalu, Piantedosi menekankan bahwa UE harus segera membangun strategi baru melawan penyelundupan manusia. Ia juga memberikan usulan untuk memperkuat repatriasi migran Afrika dari Tunisia ke negara asalnya. 

Baca Juga: Wamenlu Harap Perjanjian Ekonomi Indonesia-Uni Eropa Cepat Rampung

2. Italia sudah memperketat kebijakan atasi migran ilegal

Perdaa Menteri Italia, Giorgia Meloni, sudah meresmikan serangkaian kebijakan untuk melawan penyelundupan migran, termasuk mempercepat repatriasi pencari suaka yang tidak disetujui dan menambah hukuman pelaku penyelundup manusia. 

Pemerintah Italia juga setuju mengadang kapal bantuan penyelamat yang dianggap sebagai pendorong banyaknya migran ilegal. Pasalnya, para migran menganggap bahwa kapal penyelamat pasti akan membawanya ketika berada di tengah laut. 

Selain itu, Piantedosi juga menyambut baik keputusan UE untuk mengirimkan kapal perang untuk memantau sepanjang Laut Mediterania. Kapal itu untuk menyelamatkan migran dan menahannya agar tidak keluar dari teritori Italia. 

3. Tunisia pecat Menteri Ekonomi soal komentar IMF

Italia Desak Uni Eropa Bantu Tunisia Adang MigranPresiden Tunisia, Kais Saied. (twitter.com/TnPresidency)

Pada saat yang sama, Presiden Tunisia Kais Saied memecat Menteri Ekonomi, Samir Saied, terkait pernyataannya soal perjanjian dengan IMF (International Monetary Fund) untuk mendapatkan pinjaman internasional di tengah krisis ekonomi. 

"Saya menolak seseorang yang menggambarkan perjanjian dengan IMF sebagai suatu hal yang sakral dan kondisi itu akan menyulut demonstrasi besar-besaran di Tunisia," tutur Saied, dilansir Reuters.

Sejak 2022, Tunisia sudah mencapai kesepakatan pinjaman dengan IMF sebesar 1,9 miliar dolar AS (Rp29,8 triliun). Namun, perjanjian itu belum memenuhi komitmen utama dan pemimpin negara cenderung mengubah kesepakatan awal. 

Menyusul keputusan ini, Presiden Saied sudah menunjuk Menteri Keuangan Sihem Boughdiri untuk sementara mengisi posisi Menteri Ekonomi yang kosong. 

Baca Juga: Presiden Tunisia Tolak Bantuan UE karena Nilainya Terlalu Kecil

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya