Intelijen Rusia Dituding Ada di Balik Sindrom Havana

Ungkap penyakit misterius yang menjangkit pejabat AS

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Militer Rusia (GRU) dituding berada di balik Sindrom Havana yang menjangkiti diplomat Amerika Serikat (AS) di luar negeri. Berdasarkan laporan Insider pada Minggu (31/3/2024), investigator militer AS menyebut terdapat bukti cukup kuat dalam kasus ini. 

Sindrom Havana pertama kali muncul ke permukaan setelah sekitar 20 diplomat AS yang ditugaskan di Kuba mendapat penyakit aneh. Mereka merasakan pusing yang aneh di kepala mereka dan tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. 

Baca Juga: AS Setuju Beri Kompensasi Korban Sindrom Havana

1. Terdapat bukti bahwa GRU terlibat dalam Sindrom Havana

Petinggi militer AS Greg Edgreen mengungkapkan bahwa diplomat AS di luar negeri diserang oleh Rusia. Namun, ia tidak dapat menjelaskan secara spesifik soal sindrom yang dinamai anomalous health incidents (AHI) itu.  

"Sayangnya, saya tidak dapat memberikan gambaran spesifik soal masalah ini yang didasarkan pada klasifikasi tertentu. Namun, saya akan mengatakan pada Anda pada tahap awal, saya mulai berfokus ke Moskow," terangnya, dikutip CBS News.

Pada 2023, pemerintah melaporkan bahwa sangat tidak mungkin pihak luar negeri berada di balik sindrom yang menyerang otak tersebut. 

Temuan ini diketahui setelah nama unit GRU yang dikenal dengan 29155 disematkan dalam browser di komputer di area tempat di mana diplomat AS menderita sindrom tersebut. 

2. Sindrom Havana menargetkan pejabat di AS

Edgreen menambahkan bahwa penyakit misterius tersebut sengaja menargetkan sejumlah orang penting di AS, termasuk petinggi Kepresidenan AS, CIA, FBI, dan personel militer beserta keluarganya. 

"Secara konsisten ada jaringan Rusia di balik ini. Terdapat beberapa sudut di mana mereka (AS) melawan Rusia, berfokus pada Rusia, dan mereka (Rusia) akhirnya melakukannya dengan baik," ungkap Edgreen. 

Pada tahun lalu, di tengah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Lithuania setelah berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah petinggi Kementerian Pertahanan (Kemhan) AS terserang penyakit aneh. 

"Insiden tersebut memberikan penjelasan kepada saya bahwa tidak ada batasan soal apa yang dilakukan Moskow, kepada siapa mereka akan menyerang, dan jika kami tidak menghadapinya, maka masalah akan jadi semakin buruk," sambungnya. 

Baca Juga: Veteran CIA Pimpin Penyelidikan Sindrom Havana

3. AS dituding menutupi kasus Sindrom Havana

Terdapat tanda tanya besar terkait dengan bagaimana AS merespons sindrom ini. Badan Intelijen AS selama ini hanya menyebut tidak ada perkembangan terakhir dan bukan berasal dari pihak luar. Alhasil, sejumlah korban terkejut mendengar laporan dari pemerintah. 

"Apa yang ada dalam investigasi ini menunjukkan bahwa entah intelijen tidak mampu mengungkapnya atau mereka sudah bekerja untuk menutupi fakta-fakta tersebut dan memanipulasi penyakit yang dialami oleh diplomat dan pejabat publik," ujar salah satu korban, dikutip The Kyiv Independent.

Hingga kini, terdapat dua teori yang muncul, pertama, pemerintah AS sengaja menutupi kebenaran dari kasus serangan ini agar tidak meyakinkan bahwa Moskow berkomitmen perang. Kedua, teori ini menunjukkan bahwa jika memang Sindrom Havana berasal dari luar negeri akan merusak reputasi dari CIA. 

Jika memang Kremlin bersalah dalam kasus ini dan ketidakmampuan intelijen AS untuk mengungkapnya, maka ini akan menjadi tamparan keras bagi AS. 

Baca Juga: Havana masih Lockdown, Kuba Buka Pintu Masuk untuk Wisatawan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya