Estonia: Rusia Belum Siap Lancarkan Serangan Balik di Kursk

Terdapat masalah dalam komando militer Rusia

Jakarta, IDN Times - Wakil Panglima Militer Estonia Mattias Puusepp, pada Sabtu (17/8/2024), mengklaim bahwa Rusia masih belum bangkit dari serangan kejutan Ukraina di Kursk Oblast. Ia pun mengklaim Moskow belum siap melancarkan serangan balik. 

Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina mengklaim terus melanjutkan inkursi ke dalam teritori Rusia. Komandan Militer Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan bahwa pasukannya sudah memperkuat posisinya di Kursk dan mengontrol sekitar 1.000 km area. 

1. Puusepp sebut Ukraina mampu menyembunyikan aktivitasnya

Puusepp mengungkapkan bahwa serangan mengejutkan Ukraina ke Kurks Oblast adalah bukti kegagalan Rusia. Ia menyebut Moskow memiliki masalah dalam mengontrol wilayah Kursk. 

"Ini kemungkinan adalah permasalahan komando dan kontrol militer Rusia di area tersebut. Mereka tidak dapat merespons secara efektif dari aksi tentara Ukraina dan semuanya dilakukan secara reaktif dalam beberapa saat terakhir," terangnya, dikutip ERR

"Dalam kata lain, mereka sudah membangun garis pertahanan jauh di dalam teritorinya dan mencoba untuk memusatkan unitnya pada garis utama serangan dari tentara Ukraina. Rusia memublikasikan soal serangan balik, tapi sampai saat ini masih belum terlihat dalam skala besar," tambahnya. 

Puusepp menambahkan bahwa tentara Ukraina mampu menyembunyikan aktivitas mereka dan sudah mempersiapkan ini semua sebelum masuk ke Kursk Oblast. Hal ini yang membuat mereka mampu mengejutkan Rusia. 

Baca Juga: Rusia: Barat dan NATO Terlibat dalam Operasi Militer Ukraina di Kursk 

2. Ukraina ingin kurangi serangan udara Rusia ke negaranya

Estonia: Rusia Belum Siap Lancarkan Serangan Balik di KurskTank Ukraina di Kurks Oblast. (x.com/DefenceU)

Puusepp menjelaskan bahwa Ukraina mencoba mengurangi kemampuan militer Rusia dalam melancarkan serangan udara di negaranya dengan menargetkan lapangan udara dan pesawat tempur di Kursk. Namun, mereka melakukannya lewat darat karena jauh lebih mudah. 

"Pada 14 Agustus lalu, tentara Ukraina sudah menyerang empat pangkalan udara di Borisoglebsk, Voronezh, Savasleyka, dan Kursk menggunakan drone jarak jauh. Fasilitas teknis di lapangan udara Borisoglebsk sudah terdampak, meskipun hasil serangan masih belum jelas saat ini," tuturnya. 

Ia menyebut bahwa Ukraina terus meminta sekutu Barat untuk mengizinkan penggunaan senjatanya dalam menyasar lapangan udara Rusia. Namun, beberapa sekutu Barat belum mengizinkannya dan Ukraina mayoritas menggunakan drone. 

"Strategi utamanya adalah menghancurkan aset-aset udara Rusia, amunisi, dan seluruh infrastruktur pendukungnya lewat darat. Ini akan lebih mudah dibandingkan melawan operasi pesawat tempur Rusia," 

3. Estonia mendukung inkursi Ukraina ke Kursk Oblast

Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna, mengatakan bahwa negaranya menyimak operasi militer Ukraina di Kursk Oblast. Estonia mendukung penuh serangan Ukraina ke dalam teritori Rusia untuk menghambar agresi di negaranya. 

"Aksi dan serangan balik di teritori Rusia oleh militer Ukraina telah menarik perhatian seluruh dunia dalam beberapa pekan terakhir. Ini tidak lain adalah bagian dari upaya pertahanan Ukraina dari serangan Rusia," terangnya. 

"Ukraina punya hak untuk mempertahankan diri dan sah dalam menargetkan infrastruktur militer di Rusia. Saya ingin menekankan bahwa Estonia tidak pernah membatasi semua senjata bantuan ke Ukraina untuk digunakan di Rusia," tambahnya. 

Ia mengingatkan bahwa Rusia adalah negara pertama melancarkan agresi ke negara tetangganya. Ia menilai Moskow dapat mengakhiri peperangan ini hanya dengan menarik seluruh pasukannya dari Ukraina. 

Baca Juga: Ukraina Klaim Kuasai Kota Sudzha di Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya