Dubes China di Kanada Kabur di Tengah Krisis Diplomatik

Hubungan China-Kanada terus memanas

Jakarta, IDN Times - Duta Besar China di Kanada Cong Peiwu, pada Minggu (21/4/2024), meninggalkan kantornya untuk kembali ke negaranya di tengah hubungan diplomatik yang memburuk. Sampai saat ini, belum dapat diketahui secara di balik keputusan Peiwu tersebut. 

Dalam beberapa tahun terakhir, relasi Kanada-China terus memanas imbas penangkapan petinggi Huawei, Meng Wanzhou pada 2018. Hubungan kedua negara kian memburuk setelah China menangkap dua warga negara Kanada sebagai langkah balasan. 

1. Kanada kirimkan perwakilan ke China

Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Melanie Joly mengonfirmasi kunjungan Wakil Menlu Kanada David Morrison ke China. Kunjungan ini disebut sebagai langkah untuk memperbaiki hubungan kedua negara. 

Dilaporkan CBC News, Kanada selama ini memiliki sikap yang berbeda dibanding negara anggota G7 lainnya. Mereka jarang mengadakan diskusi atau pertemuan tingkat tinggi dengan Beijing seperti yang dilakukan negara Barat lainnya. 

Meski demikian, kedua negara tetap menyatakan keinginan untuk melanjutkan komunikasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan. 

Pada Januari lalu, Joly sudah bertemu dengan Menlu China Wang Yi untuk membahas konflik Israel-Hamas, invasi Rusia ke Ukriana, dan kerja sama dalam melawan perubahan iklim global. 

Baca Juga: Partai Pro-China Menang Telak di Pemilu Parlemen Maladewa 

2. CSIS sebut China mengintervensi dua pemilu di Kanada

Pekan lalu, CSIS (Badan Intelijen Keamanan Kanada) menyimpulkan bahwa China telah mengintervensi dua pemilu di negaranya. Pihaknya menyebut sudah menemukan bukti dugaan China ikut campur dalam politik Kanada. 

"Kami tahu bahwa Republik Rakyat China (RRC) melakukan aksi curang dan menyimpang untuk mengintervensi Kanada pada pemilu 2019 dan 2021," terangnya, dikutip Reuters.

"Dalam dua pemilu tersebut, intelijen luar negeri China melakukan tindak pragmatis dan berfokus untuk mendukung pihak yang memiliki pandangan pro-RRC atau netral terhadap isu atau kepentingan pemerintah China," tambahnya. 

Mantan pemimpin Partai Konservatif Kanada, Erin O'Toole, mengatakan bahwa China mengintervensi pemilu di Kanada telah merugikan partainya. Ia pun meminta agar Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau bekerja untuk melawan intervensi China. 

3. China diduga kirim Rp4 miliar untuk intervensi pemilu di Kanada

Kepala CSIS David Vigineault mengatakan, pemerintah China berupaya mengirimkan dana sebesar 250 ribu dolar AS (Rp4 miliar) dalam proyek intervensi pemilu di Kanada. Ia menyebut uang tersebut hendak dikirim kepada jaringannya di Kanada. 

"Berdasarkan analisa kami, 11 kandidat politikus dan 13 anggota staf partai politik masih diselidiki terkait dugaannya dalam keterlibatan dalam kasus ini atau terdampak oleh sekelompok orang yang menjadi aktor," ujarnya, dikutip Global News.

Vigineault menambahkan, informasi ini adalah peringatan dan menjadi sekumpulan informasi intelijen dan masih belum menjadi pengumpulan fakta. Ia menyebut masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini. 

Baca Juga: Kanada Serahkan Lebih dari 200 Pulau ke Suku Adat Haida 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya