Denmark Tutup Kedubes di Mali dan Burkina Faso

Bagian dari strategi politik baru Denmark di Afrika

Jakarta, IDN Times - Denmark, pada Senin (26/8/2024), mengumumkan penutupan Kantor Kedutaan Besar di Mali dan Burkina Faso. Denmark telah mengubah strateginya di Afrika di tengah rentetan kudeta militer di kawasan Afrika Barat. 

Pada awal Agustus, Mali mengusir Duta Besar Swedia di Bamako menyusul keputusan Swedia untuk menyetop bantuan kemanusiaan imbas kedekatan dengan Rusia. Stockholm juga sudah mengumumkan rencana untuk menutup Kantor Kedubes di Mali dan Burkina Faso. 

1. Merasa tidak perlu meningkatkan hubungan dengan junta militer

Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Loekke Rasmussen, mengatakan bahwa penutupan ini sebagai bagian dari perubahan strategi di Afrika. Ia menyebut kudeta militer telah membatasi langkahnya di Afrika. 

"Imbas kudeta militer di negara-negara Afrika kemampuan kami untuk melangkah sangat terbatas, terutama di kawasan Sahel. Maka dari itu, kami mengumumkan penutupan Kantor Kedubes di Mali dan Burkina Faso," tuturnya, dikutip APA News

"Di bawah kepemimpinan junta militer kerja sama konstruktif dalam hubungan bilateral dua negara Afrika itu dengan Denmark tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang mendesak dan diperlukan," tambahnya. 

Ia menambahkan, kepentingan konsuler dan diplomatik Denmark dengan dua negara Afrika Barat tersebut akan diwakilan oleh representatif untuk Sahel dan kawasan Danau Besar di Afrika. 

Baca Juga: Ada Forum Indonesia-Afrika di Bali, Jokowi Ingatkan Sebaran Wabah Mpox

2. Akan buka Kedubes di Rwanda, Senegal, dan Tunisia

Di tengah penutupan Kantor Kedubes di Mali dan Burkina Faso, Rasmussen juga mengumumkan rencana pembukaan Kantor Kedubes di beberapa negara Afrika, seperti Rwanda, Senegal, dan Tunisia. 

"Salah satu pertanyaan pentingnya kebijakan luar negeri kami dalam seabad terakhir akan berada di negara-negara Afrika, terutama orientasinya mengarah ke Afrika bagian timur dan barat," tuturnya, dikutip Reuters.

"Kami memiliki kepentingan besar di negara-negara Afrika yang selama ini mencari pekerjaan dan mengenyam pendidikan di Eropa. Kami ingin membantu dan menetapkan masa depan mereka," sambungnya. 

Ia menambahkan, Kantor Kedubes Denmark di Afrika Selatan, Kenya, Mesir, dan Nigeria akan ditingkatkan menjadi pusat regional. Nantinya, kantor tersebut akan menangani urusan diplomatik yang lebih luas di Afrika. 

3. Denmark berencana meningkatkan jumlah mahasiswa dari Afrika

Denmark Tutup Kedubes di Mali dan Burkina Fasosuasana Kopenhagen, Denmark (unsplash.com/adriancuj)

Pada Juli lalu, Rasmussen sudah mengumumkan kebijakan baru Denmark di Afrika. Ia mengungkapkan rencana untuk mendatangkan lebih banyak mahasiswa dari sejumlah negara-negara Afrika, tapi tidak mengungkapkan secara detail jumlahnya. 

"Ini bukanlah bentuk sumbangan. Bagi saya ini adalah melindungi kepentingan Denmark. Eropa telah mengalami penurunan populasi penduduk dan bagian dari ekonomi global. Kami, maka dari itu, berisiko kehilangan pengaruh," ungkapnya, dilansir The Local

"Kami tentu tidak dapat mengedukasi jutaan pemuda Afrika karena kita tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya. Namun, tidak ada keraguan bahwa jika kita dapat menawarkan sejumlah talenta unggul untuk mengenyam pendidikan. Ini akan menciptakan jaringan dan koneksi kepada kami yang dapat dikapitalisasi secara ekonomi dan politik," tambahnya. 

Pada tahun lalu, Parlemen Denmark sudah mengumumkan peningkatan program pendidikan berbahasa Inggris di seluruh universitas di Denmark. Perubahan ini akan terus ditingkatkan dalam beberapa tahun ke depan. 

Baca Juga: Polandia Sebut Rusia Melanggar Wilayah Udara saat Serang Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya