Ceko Tuduh Rusia Gencar Lancarkan Serangan Hybrid di Negaranya

Lakukan serangan secara intensif dalam 6 bulan terakhir

Intinya Sih...

  • Kementerian Dalam Negeri Ceko tuduh Rusia lakukan serangan hybrid dan propaganda.
  • Rusia melancarkan operasi hybrid di Ceko selama 6 bulan terakhir, termasuk serangan siber.
  • Republik Ceko tidak lagi mengakui paspor nonbiometrik Rusia dan membatasi pergerakan diplomat Rusia.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Ceko menuding Rusia sengaja melancarkan serangan hybrid ke negaranya. Pihaknya menyebut Moskow terus mengampanyekan propaganda untuk merusak kepercayaan masyarakat kepada negara. 

Pada Maret lalu, Badan Intelijen Ceko berhasil mengungkap jaringan media penyebar propaganda Rusia di negaranya dan seluruh Eropa. Media Voice of Europe itu diketahui jadi laman yang mengampanyekan informasi untuk mengurangi dukungan Uni Eropa (UE) kepada Ukraina. 

Baca Juga: Korsel-Republik Ceko Sepakati Pembangunan PLTN Senilai Rp279,7 Triliun

1. Rusia dituduh melakukan berbagai sabotase di Ceko

Menteri Dalam Negeri Republik Ceko, Vit Rakusan mengatakan, Rusia sudah melancarkan operasi hybrid di negaranya sepanjang paruh pertama 2024. 

"Rusia terus melancarkan serangan hybrid di Republik Ceko dan banyak institusi pemerintahan yang berulangkali menjadi target serangan siber dalam 6 bulan terakhir," terang Ratkusan pada Jumat (26/7/2024), dikutip Brno Daily.

"Ketika saya menambahkan fakta bahwa polisi berhasil menangkap seorang warga Kolombia yang diduga sebagai pelaku pembakaran atas perintah Kremlin. Ini sudah jelas menunjukkan bahwa Rusia berusaha menyerang kita dengan berbagai cara," tambahnya. 

Ia menambahkan, Moskow berniat menyasar kelompok populis dan ekstremis di Ceko agar menganggapnya sebagai alternatif terbaik. Dengan itu, Rusia dapat menyebarkan pengaruhnya dengan mudah di Ceko. 

2. PM Ceko berharap inisiatif pembelian amunisi untuk Ukraina terus berlanjut

Ceko Tuduh Rusia Gencar Lancarkan Serangan Hybrid di NegaranyaPerdana Menteri Republik Ceko, Petr Fiala. (twitter.com/mzvcr)

Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala berharap agar negara lain mengikuti inisiatif negaranya membelikan amunisi untuk Ukraina. Ia pun berharap negara yang sudah bergabung bersedia terus melanjutkan kontribusinya dalam program ini. 

"Saat ini, sudah ada 15 negara yang berkontribusi secara langsung dalam inisiatif amunisi Ceko dan kami percaya serta akan melakukan yang terbaik untuk memastikan negara yang bergabung terus mendukung di tahun-tahun berikutnya," ungkap Fiala. 

Dilaporkan Ukrinform, ia menekankan, amunisi artileri pertama sudah melalui program ini sudah dikirimkan ke Ukraina pada JUni lalu. Pengiriman diharapkan akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. 

"Pada akhir tahun, tentara Ukraina akan menerima sekitar 500 ribu unit amunisi berkaliber 155 mm. Program ini sangat penting dan harus dipastikan bahwa ini bukanlah akhir dari bantuan militer kepada Ukraina," tambahnya.

Baca Juga: Ceko Ungkap Jaringan Penyebar Propaganda Rusia

3. Ceko tidak lagi mengakui paspor nonbiometrik Rusia

Ceko Tuduh Rusia Gencar Lancarkan Serangan Hybrid di NegaranyaSeseorang yang membawa paspor Rusia. (unsplash.com/nrjwolf)

Menteri Luar Negeri Ceko, Jan Lipavsky mengatakan bahwa Republik Ceko tidak lagi mengakui paspor nonbiometrik Rusia. Ia menekankan bahwa warga Rusia yang tidak memiliki paspor biometrik yang tinggal di negaranya akan dianggap ilegal. 

"Semua yang ingin tetap tinggal di negara kami harus membuktikan dirinya adalah sosok yang kredibel. Keamanan adalah prioritas dari negara kami. Kami tidak akan menunggu sampai adanya sabotase lainnya," tutur Lipavsky, dilansir The Kyiv Independent.

Lipavsky menyebut bahwa sabotase di Ceko dalam beberapa tahun terakhir dilakukan oleh Rusia. Ia mengungkapkan, agen Rusia yang masuk ke Ceko untuk melancarkan sabotase umumnya menggunakan paspor nonbiometrik. 

"Selain keputusan ini, saya juga ingin membatasi pergerakan diplomat Rusia yang memegang visa Schengen karena ini adalah sebuah alat spionase lain untuk melawan negara demokrasi di Eropa," sambungnya. 

Baca Juga: Sejarah Sepatu Bata, Brand Asal Ceko Berdiri Sejak 1894

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya