Ceko Hukum Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia karena Dukung Perang

Sebut warga Rusia yang lari dari perang sebagai musuh

Jakarta, IDN Times - Republik Ceko, pada Rabu (26/4/2023), mengumumkan pemberian sanksi kepada Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Partriark Kirill. Pemuka agama itu disebut menjustifikasi perang di Ukraina dan terus menunjukkan dukungan kepada Moskow.

Pada September 2022, Patriark Kiril sempat mengungkapkan kepada para pengikut setianya bahwa meninggal dunia dalam perang di Ukraina akan menghapus semua dosa. Ia juga sudah mendapat sanksi dari Inggris lantaran ikut memprovokasi perang di Ukraina. 

1. Patriark Kirill terang-terangan dukung invasi Rusia ke Ukraina

Perdana Menteri Ceko, Jan Lipavsky, mengumumkan masuknya Patriark Kirill sebagai daftar orang yang disanksi secara nasional. Pemuka agama itu dipandang terang-terangan mendukung invasi Rusia ke Ukraina. 

"Pernyataan dukungannya terhadap perang di Ukraina terus disuarakan. Begitu pula sikap justifikasi tindakan kejahatan perang yang dilakukan tentara Rusia di sana. Itu merupakan bukti nyata bahwa yang bisa ditemukan oleh publik," papar Lipavsky, dikutip Reuters

Kini Kirill, yang bernama lengkap Vladimir Mikhailovich Gundyayev, sudah tercatat dalam orang disanksi yang dimuat di laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ceko. 

Baca Juga: Presiden Ceko Sebut China Tidak Ingin Rusia-Ukraina Damai

2. Sanksi sudah diterapkan di beberapa negara

Ceko juga menyebut, masuknya Patriark Kirill dalam daftar sanksi ini sesuai dengan peraturan sanksi di Uni Eropa (UE). Pasalnya, ia dianggap sebagai ancaman untuk integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina. 

"Beberapa sanksi terhadap Patriark Kirill Rusia ini sudah disetujui juga di beberapa negara di Eropa dan Amerika, seperti Inggris, Kanada, Lithuania, dan Ukraina," kata Kemlu Republik Ceko, dilansir Interfax.

Hukuman internal ini akan membuatnya dilarang masuk dan seluruh aktivitas finasialnya di Ceko akan diblokir. Departemen Analisis Keuangan di Kementerian Keuangan Ceko juga akan mengimplementasikan pembekuan aset, terutama pada propertinya di Republik Ceko. 

Mayoritas anggota UE sebelumnya sudah berniat menjatuhkan sanksi kepada Kirill, tapi gagal menemui kesepakatan setelah mendapat penolakan dari Hungaria. 

3. Warga yang lari dari mobilisasi dianggap musuh dalam selimut

Pada Selasa (25/4/2023), Kirill menyatakan dukungan dan menyebarkan propaganda dari pemerintah Rusia. Ia menyebut bahwa warga Rusia yang tidak bersedia membela negara sebagai musuh dalam selimut. 

"Hari ini doa kami untuk Tanah Air kami, bahwa Tuhan akan melindungnya dari musuh eksternal dan musuh internal. Bagi semua yang tidak memiliki asosiasi hidup di Rusia, seseorang yang sudah mencari uang di Rusia, tapi tidak pernah membela Tanah Air," papar Kirill. 

"Kita harus memberitahukan kepada semua orang, lewat para pemuka agama, cintai Tanah Airmu yang merupakan kebaikan yang nomor satu," tambahnya. 

Meski tidak langsung menjabarkan lebih lanjut, ia mereferensikan pernyataannya itu terkait warga Rusia yang melarikan diri ke luar negeri dari mobilisasi militer. 

Baca Juga: Rudal Rusia Sasar Museum Bersejarah Ukraina, 2 Tewas dan 10 Terluka

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya