Brasil Peringatkan Situasi di Venezuela Jelang Pilpres

Tolak pernyataan Maduro soal pertumpahan darah

Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, memperingatkan soal situasi politik dan ketegangan antara pemerintah dan oposisi menjelang pilpres di Venezuela pada 28 Juli nanti. Ia menyebut terdapat risiko kerusuhan besar di Venezuela usai berlangsungnya pilpres. 

Pada April lalu, Brasil dan Kolombia sudah memperingatkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk menyelenggarakan pilpres yang adil dan bebas. Pernyataan disampaikan setelah Kejaksaan Venezuela melarang kandidat oposisi Maria Corina Machado dan Corina Yoris maju dalam pilpres.

1. Lula minta Maduro menghargai apapun hasil pilpres Venezuela

Brasil Peringatkan Situasi di Venezuela Jelang PilpresPresiden Venezuela, Nicolas Maduro dan Presiden Brasil, Lula da Silva saat bertemu di Brasilia, Senin (29/5/2023). (twitter.com/NicolasMaduro)

Lula memperingatkan Maduro terkait peringatannya soal kemungkinan pertumpahan darah jika ia kalah dalam pilpres Venezuela yang digelar pekan ini. Ia mengaku khawatir dengan ucapan tersebut yang mengancam pecahnya konflik di Venezuela. 

"Saya khawatir atas pernyataan tersebut. Saya sudah berbicara dengan Maduro dua kali dan menekankan jika dia ingin berkontribusi menyelesaikan masalah di Venezuela, maka dia harus menghargai proses demokrasi," katanya pada Selasa (23/7/2024), dikutip dari EFE.

"Demokrasi adalah satu-satunya yang dapat menyatakan kalah menangnya calon presiden bukan pertumpahan darah. Maduro harus belajar kapan dia menang dan kapan dia kalah sehingga harus meninggalkan kekuasaannya serta mempersiapkan pemilu selanjutnya," tambahnya. 

Ia menekankan bahwa pemilu pekan ini adalah satu-satunya peluang bagi Venezuela untuk mengembalikan situasi normal dan bergabung dengan komunitas internasional. Ia menyatakan bahwa itu yang diinginkannya dan rakyat Venezuela. 

Baca Juga: Venezuela Sebut Kanada Picu Instabilitas di Karibia

2. Brasil kirimkan pengamat pemilu ke Venezuela

Lula juga akan mengirimkan mantan Menteri Luar Negeri Brasil, Celso Amroim ke Venezuela sebagai pengamat pemilu. Ia akan ditemani dua pengamat lainnya dari Komisi Elektoral Brasil sebagai wujud komitmen pengawasan pemilu di Venezuela. 

Dilansir Mercopress, pernyataan Lula ini terkait dengan tingginya elektabilitas dari kandidat oposisi Edmundo Gonzalez yang didukung oleh Maria Corina Machado. Ia pun menyatakan terima kasih atas dukungan dari Lula terhadap pemilu yang adil dan bebas di Venezuela. 

"Kami mengapresiasi kata-kata dari Presiden Lula yang mendukung penuh perdamaian dan penghormatan terhadap hasil pemilu di Venezuela," terangnya. 

Lula diketahui sudah berupaya untuk memperbaiki relasi dengan rezim Maduro dan mengurangi isolasi internasional kepada Venezuela. Namun, langkah itu terhambat oleh pernyataan dan langkah kontroversial Maduro. 

3. Lula klaim tidak ingin berseteru dengan Venezuela dan Argentina

Pekan lalu, Lula mengaku tidak punya alasan untuk bersitegang dengan Venezuela, Nikaragua, atau Argentina. Ia menekankan yang terpenting adalah hubungan antarnegara di luar pemerintahan. 

"Kenapa saya harus bertarung dengan Venezuela, Nikaragua, atau Argentina? Biarkan mereka memilih presiden yang diinginkan. Apa kepentingan saya hanyalah terjaganya hubungan antarnegara," ungkapnya. 

Dalam pidatonya, Lula menekankan bahwa semua negara menyukai Brasil, maka dari itu Brasil juga harus menyukai semuanya. Ia mengklaim Brasil tidak memiliki masalah dengan siapapun. Ia juga mengkritisi masa-masa kepemimpinan mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

"Kami sudah melalui sebuah periode di mana tidak ada yang mau datang dan tidak ada yang mau menerimanya. Namun, saya tidak ingin menyebutkan namanya," sambungnya. 

Baca Juga: AS Undang Pihak Bertikai Sudan untuk Bicarakan Perdamaian

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya