AS Kecam Rusia yang Terlibat Penculikan Anak di Ukraina

Anak-anak dipisahkan paksa dengan orangtuanya

Jakarta, IDN Times - Penasehat Keamanan Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan, pada Rabu (12/6/2024), mengungkapkan bahwa Rusia terlibat dalam penculikan anak-anak di Ukraina. Tuduhan ini setelah adanya investigasi yang mengenai daftar anak-anak Ukraina yang diunggah di laman adopsi di Rusia. 

Diketahui, sudah ada ratusan ribu anak Ukraina yang dibawa ke Rusia selama perang Rusia-Ukraina. Hal ini yang membuat ICC memasukkan Komisaris Perlindungan Anak Rusia Maria Lvova-Belova dan Presiden Rusia Vladimir Putin ke dalam daftar buronan. 

1. Klaim Rusia ikut memerangi rakyat Ukraina

Sullivan mengungkapkan kekhawatirannya terkait laporan soal anak Ukraina yang masuk dalam daftar adopsi di Rusia. Ia mengecam aksi tersebut dan menyebut anak-anak seharusnya bersama orang tua dan keluarganya. 

"Kabar ini sangat mengerikan dan mencengangkan. Rusia sudah mendeportasi ratusan ribu anak-anak Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina. Anak-anak tersebut dipisahkan secara paksa dari keluarganya sendiri," terangnya, dikutip RFE/RL

"Anak-anak tersebut seharusnya bersama dengan keluarganya. Ini menunjukkan bahwa Rusia tidak hanya mengadakan perang melawan militer Ukraina, tapi juga melawan rakyat Ukraina. Mereka sudah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Ukraina," tambahnya. 

Baca Juga: AS Perluas Sanksi Terhadap 300 Entitas Terafiliasi Rusia

2. Identitas anak-anak Ukraina diubah oleh Rusia

AS Kecam Rusia yang Terlibat Penculikan Anak di Ukrainaanak-anak Ukraina (pixabay.com/yevhen1971)

Berdasarkan investigasi Financial Times, anak-anak Ukraina yang diculik sudah diserahkan kepada otoritas setempat yang mengurus adopsi menggunakan identitas palsu Rusia. 

Investigasi ini menggunakan metode analisis berupa wawancara dengan pejabat Ukraina dan kerabat anak-anak tersebut. Selain itu, dengan bantuan alat pengenal wajah dan akte kelahiran, tim berhasil mengidentifikasi empat anak-anak Ukraina di laman adopsi milik pemerintah Rusia, usynovite.ru.

Salah satu anak yang ada di dalam laman adopsi tersebut memiliki nama dan usia berbeda dari akte kelahiran yang terdaftar di pemerintah Ukraina. Anak-anak lainnya juga terlihat menggunakan nama versi Rusia dari nama aslinya. 

Diketahui anak-anak tersebut sudah diculik dari panti asuhan dan dipisahkan dari pengasuh dan kerabatnya di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia sejak 2022. Mereka berusia antara 8-15 tahun. 

3. Anak-anak Ukraina dipaksa melihat propaganda Rusia

Menanggapi penemuan ini, orang tua dari empat anak yang hilang tersebut tidak bersedia untuk dimintai keterangan. Mereka khawatir Rusia tidak akan mengizinkan anaknya kembali ke rumahnya. 

Meskipun demikian, beberapa keluarga yang anaknya diambil paksa oleh Rusia mengaku anakanya sudah kembali ke Ukraina. Namun, orang tua mereka diharuskan menjemput anaknya langsung di Rusia. 

Mereka pun menyebut anak-anaknya dipaksa melihat dan diajarkan sejumlah propaganda Rusia. Mereka tidak dibiarkan bebas dan tidak diperbolehkan menghubungi kerabatnya dan dipaksa menggunakan identitas Rusia. 

Salah satu orang tua korban, Svitlana Popova, mengaku anaknya mendapatkan kekerasan secara verbal dan fisik dari anak-anak di Rusia dan sejumlah pengasuh. Mereka dipaksa menggunakan identitas baru yang menyebut anaknya lahir di Rusia. 

Baca Juga: India Minta Rusia Pulangkan Warganya yang Direkrut Jadi Militer

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya