Yordania Khawatir Gaza Akan Menghadapi Situasi Terburuk

Yordania tidak ingin warga Palestina mengungsi

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan bahwa negaranya mengkhawatirkan hal terburuk yang akan terjadi dalam perang Israel-Hamas pada Kamis (19/10/2023) waktu setempat. Safadi mengatakan belum ada tanda keberhasilan dalam upaya meredakan ketegangan di kedua wilayah tersebut.

Serangan terbaru Hamas sejak 7 Oktober 2023 telah membuat Israel melayangkan operasi militer dari jalur darat, udara, maupun laut. Hamas sendiri mengatakan bahwa serangan yang dilakukan merupakan respon dari kekerasan terbaru di Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: Raja Yordania Sahkan UU Kejahatan Siber, Aktivis HAM Protes

1. Presiden Mesir dan Raja Yordania telah bertemu untuk membahas situasi di Gaza

Yordania Khawatir Gaza Akan Menghadapi Situasi Terburukbendera Mesir (pixabay.com/ivabalk)

Safadi percaya bahwa semua peristiwa yang ada bisa menyebabkan situasi terburuk bagi warga Gaza. “Semua indikasinya menunjukkan bahwa kondisi terburuk akan terjadi. Bencana ini akan mempunyai konsekuensi yang menyakitkan di masa mendatang,” kata Safadi, dilansir Reuters

“Keputusan untuk mengakhiri perang bukan ada di tangan kita, melainkan di tangan Israel dan kita harus mengerahkan segala upaya untuk mengakhirinya,” tambah Safadi. Raja Yordania Abdullah dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dikabarkan telah bertemu untuk membahas situasi di Gaza. 

Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, kedua pemimpin mengatakan mereka menolak pengusiran paksa warga Palestina. Selain itu, keduanya mengecam Israel yang menerapkan hukuman kolektif.

Baca Juga: Israel Akui Hancurkan Gereja Ortodoks di Gaza, 16 Tewas

2. Yordania tidak ingin warga Palestina kembali diusir menuju negaranya oleh Israel

Di Amman, Safadi mengatakan bahwa kerajaannya akan melakukan segala cara untuk mencegah eksodus warga Palestina dari wilayahnya. “Kami tidak akan menerima solusi seperti itu. Ini adalah garis merah dan akan menjadi deklarasi perang,” tambahnya.

Konflik tersebut telah menimbulkan ketakutan tersendiri di Yordania yang merupakan rumah bagi banyak pengungsi Palestina dan keturunan mereka. Konflik terbaru akan memberi Israel kesempatan untuk menerapkan kebijakan mengusir warga Palestina secara massal dari Tepi Barat.

Yordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat, menampung sebagian besar warga Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka ketika Israel didirikan. “Kami tidak akan membiarkan Israel mengekspor krisis yang mereka ciptakan ke Yordania,” kata Safadi, dilansir The New Arab.

3. Yordania dan Mesir mengutuk serangan Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli

Yordania Khawatir Gaza Akan Menghadapi Situasi Terburukseseorang yang membawa bendera Palestina (pixabay.com/hosnysalah)

Yordania dan Mesir juga menyerukan pemulihan hak-hak sah rakyat Palestina, termasuk pembentukan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Mereka mengutuk serangan terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza, dan menyebutnya sebagai kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tidak bersalah.

Setidaknya 471 warga Palestina tewas dalam serangan terhadap rumah sakit tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun bukti forensik dan tidak langsung menyatakan sebaliknya.

Gaza mengalami krisis kemanusiaan yang parah karena tidak adanya listrik, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk meringankan penderitaan warga Palestina. Setidaknya 3.785 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza, sementara angkanya mencapai lebih dari 1.400 orang di Israel.

Baca Juga: ASEAN Serukan Koridor Kemanusiaan ke Gaza Segera Dibuka

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya