AS Akan Kirim Bom Cluster ke Ukraina

Ukraina berjanji meminimalisir dampak bom ke warga sipil

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan, pada Jumat (7/7/2023), akan memasok Ukraina dengan munisi tandan atau bom cluster. Pasokan tersebut akan digunakan untuk melakukan serangan balasan pasukan Rusia.

Amunisi tersebut masuk dalam paket bantuan keamanan senilai 800 juta dolar AS atau Rp12,1 triliun ke Ukraina. Walau begitu, keputusan AS itu telah dikritik oleh banyak pengamat hak asasi manusia. 

1. Presiden Biden yakin Ukraina dapat meminimalisir dampak bom cluster

AS Akan Kirim Bom Cluster ke UkrainaJoe Biden saat berpidato di Iowa (twitter.com/POTUS)

Keputusan AS untuk mengirim bom cluster dikritik karena dapat membahayakan warga sipil. Washington mengatakan telah menerima jaminan dari Kiev bahwa mereka akan meminimalisir risiko bagi warga sipil.

Ukraina juga berjanji tidak akan menggunakan bom cluster di daerah berpenduduk. Presiden Joe Biden mengatakan bahwa keputusan untuk menyediakan amunisi itu sangat sulit, tetapi pasukan Ukraina dikabarkan kehabisan senjata saat ini. 

“Mereka memiliki senjata untuk menghentikan Rusia sekarang. Rusia dapat menghentikan serangan Ukraina melalui area ini. Dan saya pikir mereka (pasukan Ukraina) membutuhkan amunisi ini," kata Biden, dilansir Japan Times.

Baca Juga: AS Bakal Beri Ukraina Senjata Terlarang, Apa Namanya?

2. Ukraina-AS belum ratifikasi Convention on Cluster Munitions

AS Akan Kirim Bom Cluster ke UkrainaPresiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (twitter.com/ZelenskyyUa)

Bom cluster telah dilarang oleh lebih dari 100 negara. Rusia, Ukraina, dan AS belum menandatangani Convention on Cluster Munitions, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan transfer senjata tersebut. 

Bom cluster biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Bom yang gagal meledak bisa menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir seperti yang terjadi di Vietnam.

"Ukraina telah memberikan jaminan tertulis bahwa mereka akan menggunakannya dengan sangat hati-hati," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan.

"Ada risiko besar kerusakan sipil jika pasukan dan tank Rusia menggulingkan posisi pasukan Ukraina dan mengambil lebih banyak wilayah Ukraina. Ukraina telah memberikan jaminan tertulis bahwa mereka akan menggunakan ini dengan cara yang sangat hati-hati," tambah Sullivan.

3. Rusia buka suara terkait bantuan bom cluster AS

AS Akan Kirim Bom Cluster ke Ukrainabendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Human Rights Watch menuduh pasukan Rusia dan Ukraina, yang menggunakan munisi tandan, telah membunuh banyak warga sipil.

Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk AS,Anatoly Antonov mengkritik pengiriman senjata terbaru ke Ukraina. 

"Kekejaman dan sinisme yang dilakukan Washington terkait masalah pengiriman senjata mematikan ke Kiev sangat mengejutkan," kata Antonov.

"Sekarang, karena kesalahan AS, akan ada risiko selama bertahun-tahun warga sipil tak berdosa akan diledakkan oleh submunisi yang gagal," tambah Antonov, dilansir Korea Times.

Baca Juga: Finally! AS Hancurkan Senjata Kimia Terakhirnya

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya