Bertemu Xi, Putin Sebut Hubungan Rusia-China Ada dalam Kondisi Terbaik

Moskow dan Beijing telah bersatu melawan Washington

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menyuarakan kemitraan penuh Moskow dengan Beijing saat bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang digelar di Astana, Kazakhstan, pada Rabu (3/7/2024). Pertemuan itu menjadi yang kedua dalam waktu kurang dari dua bulan.

"(Hubungan Rusia-China) berada dalam kondisi terbaik dalam sejarah. Mereka dibangun atas dasar kesetaraan, saling menguntungkan, dan menghormati kedaulatan satu sama lain," ujar Putin, dikutip dari The Straits Times.

Sementara itu, Xi mengatakan bahwa China dan Rusia harus terus memperkuat koordinasi strategis dan menentang campur tangan eksternal. Merujuk pada situasi internasional dan lingkungan eksternal yang bergejolak, Xi menyebut Moskow dan Beijing harus terus menjunjung tinggi aspirasi awal persahabatan untuk generasi mendatang. 

1. Rusia dan China terus hadapi tekanan Barat

Dilansir Al Jazeera, pertemuan antara kedua pemimpin tersebut terjadi ketika China dan Rusia terus menghadapi tekanan dari Barat mengenai kebijakan regional mereka.

Beijing telah berulang kali dikritik atas apa yang disebut oleh AS dan sekutu Barat sebagai tindakannya yang semakin asertif di kawasan Asia Pasifik, serta kebijakannya terhadap Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim Negeri Tirai Bambu itu.

Sementara itu, Moskow berusaha menunjukkan bahwa mereka tidak terisolasi di panggung internasional di tengah invasi yang terus berlanjut ke Ukraina, meski Negeri Beruang Merah itu terus menjadi sasaran sanksi dan tekanan negara-negara Barat.

China dan Rusia telah bersatu dalam misi untuk melawan Washington. Pemimpin kedua negara tersebut merespons tekanan Barat dengan mendorong perluasan kelompok di mana mereka mempunyai lebih banyak pengaruh, seperti blok BRICS yang telah meningkatkan dua kali lipat anggotanya pada 2024.

Baca Juga: Taiwan Klaim China Sita Kapal Nelayannya 

2. SCO dipandang sebagai alat untuk melawan pengaruh Barat

Bertemu Xi, Putin Sebut Hubungan Rusia-China Ada dalam Kondisi TerbaikPresiden Rusia, Vladimir Putin, tiba di Astana, Kazakhstan, untuk menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) Rabu (3/7/2024). (twitter.com/mfa_russia)

Putin mengatakan bahwa SCO memperkuat perannya sebagai salah satu pilar utama tatanan dunia multipolar yang adil. Kedua pemimpin memuji kelompok tersebut sebagai kekuatan stabilitas global, yang dipandang sebagai alat untuk melawan pengaruh Barat.

Meski demikian, Putin juga menegaskan bahwa kerja sama kelompok yang diprakarsai Rusia dan China itu tidak ditujukan terhadap siapa pun. Mereka tidak menciptakan blok atau aliansi apa pun dan mengklaim hanya bertindak demi kepentingan pihaknya. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa SCO telah menjadi contoh bagus dari jenis hubungan internasional dan kerja sama regional yang baru. Beijing berharap KTT pada Rabu akan berkontribusi pada keamanan, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran semua negara.

3. Moskow-Beijing deklarasikan kemitraan tanpa batas

Bertemu Xi, Putin Sebut Hubungan Rusia-China Ada dalam Kondisi Terbaikilustrasi bendera Rusia (kiri) dan bendera China (kanan) (twitter.com/Gabi_Chivas)

China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan tanpa batas pada Februari 2022, beberapa hari sebelum Moskow menginvasi Ukraina. Sejak itu, Xi dan Putin telah memperdalam hubungannya. Kedua pemimpin itu percaya era pasca-Perang Dingin yang didominasi AS sedang runtuh.

Mengutip Reuters, Washington menganggap Beijing sebagai pesaing terbesarnya, sementara Moskow sebagai ancaman terbesarnya. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa abad ini akan ditentukan oleh persaingan eksistensial antara negara demokrasi dan otokrasi.

Pada pertemuan puncak tahun lalu, kelompok tersebut mengkritik apa yang mereka sebut sebagai dampak negatif dari ekspansi sistem pertahanan rudal global sepihak dan tidak terbatas oleh negara atau kelompok negara tertentu, yang nampaknya merujuk pada ekspansi NATO atau bantuan militer Barat ke Kiev.

Baca Juga: Balon Isi Sampah dari Korut Dinilai sebagai Terorisme Ringan

Angga Kurnia Saputra Photo Verified Writer Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya