Marcos: Filipina Tidak Ingin Memicu Perang dengan China

Manila ingin tanggapi konflik di LCS dengan damai

Intinya Sih...

  • Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menegaskan negaranya ingin menyelesaikan konflik maritim dengan China secara damai tanpa memicu perang.
  • Bentrokan antara angkatan laut Filipina dan penjaga pantai China di LCS melukai personel dan merusak kapal, memicu kecaman dari berbagai negara.
  • Meski terlibat konfrontasi, Filipina tidak akan menyerah pada kekuatan asing dan tetap menggunakan kebebasan serta haknya untuk mendukung kepentingan nasional sesuai hukum internasional.

Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, mengatakan bahwa negaranya tidak bermaksud untuk memicu perang dan akan selalu berusaha menyelesaikan perselisihan secara damai, di tengah meningkatnya konfrontasi maritim dengan China.

"Kami tidak bermaksud untuk memicu perang. Dalam membela negara, kami tetap setia pada sifat Filipina bahwa kami ingin menyelesaikan semua masalah ini dengan damai. Kami membuat pilihan secara sadar dan disengaja untuk tetap berada di jalur perdamaian," ujar Marcos pada Minggu (23/6/2024), dikutip dari Associated Press.

Pada pekan lalu, personel angkatan laut Filipina dan penjaga pantai Beijing terlibat bentrokan dalam misi pasokan rutin Manila di Laut China Selatan (LCS). Bentrokan tersebut melukai seorang personel dan merusak beberapa kapal.

Negeri Tirai Bambu itu mengklaim bahwa penjaga pantainya harus mengambil tindakan setelah pasukan Filipina mengabaikan peringatan untuk tidak memasuki wilayah yang disebut Beijing sebagai wilayah lepas pantainya.

Baca Juga: Wapres Filipina Mundur dari Sejumlah Posisi Kabinet Marcos

1. Manila tegaskan pantang menyerah pada kekuatan asing mana pun

Beberapa video dan gambar bentrokan yang dipublikasikan oleh militer menunjukkan personel penjaga pantai China merusak setidaknya dua kapal angkatan laut Filipina dengan parang, kapak, dan palu. Mereka juga menyita tas sambil membunyikan sirene dan menggunakan lampu strobo yang menyilaukan.

Usai bentrokan tersebut, Marcos mengatakan bahwa negaranya tidak akan menyerah pada kekuatan asing mana pun. Dia menegaskan Manila tidak akan terintimidasi oleh siapa pun dan akan terus menggunakan kebebasan dan haknya untuk mendukung kepentingan nasional sesuai dengan hukum internasional, dilansir Al Jazeera.

"Kami berdiri teguh. Sikap kami yang tenang dan damai tidak boleh disalahartikan sebagai persetujuan. Sejarah sendiri dapat menunjukkan bahwa kita tidak pernah, dalam sejarah Filipina, tidak pernah menyerah pada kekuatan asing mana pun," tegas Marcos.

2. Marcos beri penghargaan kepada pasukan yang terlibat bentrokan di LCS

Marcos: Filipina Tidak Ingin Memicu Perang dengan Chinailustrasi bendera China dan Filipina (twitter.com/ChinaEmbinCH)

Pada Senin (24/6/2024), Marcos memberikan medali kepada sekitar 80 perwira dan personel yang terlibat dalam misi pasokan pada Senin lalu, termasuk seorang personel yang kehilangan ibu jarinya akibat konfrontasi dengan Beijing tersebut. 

Panglima militer Filipina, Romeo Brawner Jr, mengatakan personel kelompok operasi khusus angkatan laut Manila yang diserang hanya menggunakan tangan kosong untuk memukul mundur tentara China.

Kepada para personel, Marcos mengatakan mereka telah menjalankan pengendalian diri yang paling besar di tengah provokasi yang intens. Dia menyerukan agar pasukannya terus penuhi tugas membela negara dengan integritas dan rasa hormat seperti yang telah dilakukannya selama ini.

Baca Juga: Penjaga Pantai China Bentrok dengan Militer Filipina di LCS

3. AS siap beri tanggapan terhadap serangan ke Filipina di LCS

Marcos: Filipina Tidak Ingin Memicu Perang dengan Chinabendera Filipina (pexels.com/Emmanuel Nicolas Jr.)

Konfrontasi yang penuh kekerasan tersebut telah memicu kecaman dan kekhawatiran dari AS, Uni Eropa, Jepang, Australia, serta negara-negara Barat dan Asia lainnya, sementara China dan Filipina saling menuding pihaknya memicu konfrontasi tersebut.

Dilansir Reuters, perselisihan maritim tersebut telah menjadikan LCS yang sangat strategis, sebagai titik konflik potensial antara Washington dan Beijing. AS mengutuk tindakan China dan menegaskan kembali komitmen pertahanannya yang kuat terhadap serangan apa pun kepada Manila di perairan tersebut berdasarkan perjanjian pertahanan kedua negara.

Meski demikian, Filipina mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk meminta perjanjian tersebut karena tindakan Beijing, yang oleh para pejabat keamanan digambarkan sebagai eskalasi, tidak dapat diklasifikasikan sebagai serangan bersenjata.

Baca Juga: Kapal China-Filipina Tabrakan di Laut China Selatan

Angga Kurnia Saputra Photo Verified Writer Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya