China Akan Latih 3.000 Polisi dari Berbagai Negara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – China akan melatih ribuan petugas penegak hukum dari berbagai negara selama 12 bulan ke depan, kata kepala polisinya pada 9 September. Kebijakan ini dinilai sebagai cara Beijing untuk memperkuat perannya sebagai penyedia keamanan global.
Menteri Keamanan Publik Wang Xiaohong mengatakan, polisi China telah melatih 2.700 petugas tahun lalu dan berencana untuk melatih 3 ribu petugas lagi dari berbagai negara selama 12 bulan ke depan.
“Kami (juga) akan mengirim konsultan polisi ke negara-negara yang membutuhkan untuk melakukan pelatihan guna membantu mereka meningkatkan kemampuan penegakan hukum dengan cepat dan efektif,” kata Wang dalam pidatonya di konferensi di China timur, dikutip dari AFP.
1. Cara China melawan hegemoni Barat
Konferensi keamanan yang diadakan di kota pelabuhan Lianyungang di provinsi Jiangsu menarik perhatian petugas penegak hukum dari 122 negara, kawasan, dan organisasi internasional, termasuk Malaysia, Myanmar, Pakistan, dan badan kepolisian global Interpol.
Konferensi tahunan Lianyungang dipandang sebagai bagian dari Prakarsa Keamanan Global (GSI) yang diusulkan oleh pemimpin China Xi Jinping pada 2022, yang bertujuan mengatasi masalah internasional melalui kerja sama dengan negara-negara lain.
Namun, para analis menggambarkan GSI sebagai cara untuk memperluas pengaruh global China dan mengikis tatanan keamanan yang dipimpin AS saat ini.
"Ini hampir seperti mengatakan, 'jika Anda tidak menyukai cara Barat dalam melakukan sesuatu, kami punya alternatif China'," kata Asisten Profesor Benjamin Ho, dari Program China di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam.
"Jadi, tentu saja, China berusaha untuk menyoroti beberapa inisiatif (kepolisian) ini secara besar-besaran, dan itu merupakan bagian tak terpisahkan dari perebutan pengaruhnya terhadap Barat,” tambahnya.
Baca Juga: China dan Rusia Gelar Latihan Militer Gabungan Bulan Ini
Editor’s picks
2. Kritik soal penegakan hukum yang dipolitisasi
Dalam pidatonya, Wang mengatakan bahwa penegakan hukum telah "dipolitisasi".
"Kerja sama internasional yang normal telah disetankan," katanya, seraya menambahkan bahwa China menolak segala bentuk hegemonisme dan intimidasi.
Ia juga mengatakan risiko keamanan regional terus "meluap", termasuk dari perang Ukraina, konflik Israel-Palestina, dan ketegangan di Laut Merah.
3. China turut pamerkan produk keamanannya
Borgol, tongkat, dan rompi antipeluru berwarna emas mawar dipajang untuk calon pembeli luar negeri di tempat konferensi. Aula pameran yang memamerkan beberapa peralatan kepolisian terbaru Tiongkok menarik perhatian pengunjung asing yang penasaran.
Kendaraan lapis baja berjejer di trotoar menuju pameran dan stan-stan menampilkan perangkat lunak pengenalan wajah yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi buronan.
Ho mengatakan China mencoba untuk menyoroti betapa aman dan terjaminnya negara mereka, terutama dengan teknik pengawasan terbaru mereka.
"Saya kira logika semacam itu pasti cukup menarik bagi negara-negara yang mungkin sedang berjuang dengan keamanan dalam negeri mereka sendiri. Dari pihak China, semua ini adalah peluang bagi mereka untuk menunjukkan pengaruh keamanan global mereka,” ujar dia, dilansir dari The Straits Times.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.