World Bank Imbau Nigeria Stop Subsidi Bahan Bakar
Nigeria alami tekanan fiskal lantaran rendahnya pendapatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – World Bank pada Selasa (23/11/2021) memperingatkan Nigeria agar mengakhiri subsidi bahan bakar dalam tiga hingga enam bulan ke depan dan meningkatkan nilai tukar Naira untuk mempercepat reformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Subsidi bahan bakar telah merugikan Nigeria hingga 864 milliar Naira (sekitar Rp30 Trilliun) dalam sembilan bulan pertama pada tahun 2021. Kerugian naik dari 107 milliar Naira (Rp3,7 Trilliun) pada tahun 2020 dan merupakan kerugian yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
1. World Bank desak adakan reformasi
Melansir Reuters, Nigeria mengalami peningkatan tekanan fiskal lantaran pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan, sementara biaya subsidi meningkat. Kenaikan subsidi lantaran harga minyak yang naik dan turut berdampak pada biaya impor. Olehnya itu, World Bank mendesak pemerintah untuk lebih berani lakukan reformasi ekonomi guna meningkatkan pendapatan.
"Subsidi Premium Motor Spirit (PMS) mengikis ruang fiskal Nigeria yang terbatas untuk menyediakan layanan penting. Upaya reformasi yang agresif dapat berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan daripada periode harga minyak tinggi yang berkelanjutan," kata World Bank.
World Bank menyebut Nigeria akan tertinggal dari negara berkembang lainnya jika reformasi ekonomi tidak segera dilakukan.
Mereka merevisi proyeksi PDB Nigeria menjadi 2,4 persen tahun ini dimana sebelumnya 1,8 persen setelah ekonomi tumbuh lebih dari 4 persen pada kuartal ketiga. Kenaikan terjadi selama empat kuartal berturut-turut setelah resesi yang disebabkan COVID-19 pada 2020 lalu.
Baca Juga: World Bank sebut Ekonomi Sudan Mulai Membaik
Sahara Reporters melaporkan bahwa Menteri Keuangan, Anggaran, dan Perencanaan Nasional, Zainab Ahmed, mengatakan pada Selasa, akan menghapus subsidi bahan bakar pada tahun 2022 dan menggantinya dengan dana bantuan transportasi sebesar 5 ribu Naira (Rp173 ribu) per bulan.
Zainab menjelaskan bahwa hibah tersebut akan diberikan kepada sekitar 30 hingga 40 juta warga Nigeria yang merupakan populasi termiskin di negara itu. Ia menambahkan bahwa jumlah penerima akhir akan bergantung pada sumber daya yang tersedia setelah penghapusan subsidi bahan bakar.
Dia juga menjelaskan bahwa langkah itu ditetapkan untuk Juni 2022, tetapi pemerintah federal berharap bisa menerapkannya sebelum Juni, sejalan dengan Undang-Undang Industri Minyak (PIA).
World Bank dalam Nigeria Development Update (NDU) mengatakan, 40 persen masyarakat miskin Nigeria hanya mengonsumsi kurang dari 3 persen dari total PMS di negara itu. Mereka menyoroti bahwa orang kaya lebih diuntungkan dalam subsidi.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.