Ukraina Kembangkan Drone Berbasis AI untuk Perangi Rusia
Lebih mudah mengontrol drone dalam jumlah banyak pakai AI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Sejumlah perusahaan rintisan di Ukraina kini berupaya mengembangkan Artificial Intelligence (AI) yang mampu mengontrol drone di garis depan perang dengan Rusia.
Salah satu perusahaan yang menangani hal ini adalah Swarmer. Perusahaan ini sedang mengembangkan perangkat lunak yang menghubungkan drone dalam sebuah jaringan. Dengan AI, Ukraina akan lebih mudah mengendalikan drone dalam jumlah yang banyak.
"Ketika Anda mencoba meningkatkannya (dengan pilot manusia), itu tidak akan berhasil. Untuk segerombolan 10 atau 20 drone atau robot, hampir mustahil bagi manusia untuk mengendalikannya," kata CEO Swarmer, Serhiy Kupriienko, dilansir Reuters, Kamis (18/7/2024).
Swarmer adalah salah satu dari 200 lebih perusahaan teknologi yang telah muncul sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada tahun 2022. Perusahaan ini diisi warga sipil berlatar belakang IT.
Ukraina juga berharap peluncuran drone berteknologi AI di garis depan akan membantunya mengatasi peningkatan gangguan sinyal oleh Rusia.
1. Pilot manusia sulit terbangkan drone dalam jumlah banyak
Pengembangan drone AI di Ukraina secara umum terbagi antara sistem visual yang membantu mengidentifikasi target dan menerbangkannya ke target, pemetaan medan untuk navigasi, dan program yang lebih kompleks yang memungkinkan UAV beroperasi dalam kawanan yang saling terhubung.
Kupriienko mengatakan bahwa sementara pilot manusia kesulitan menjalankan operasi yang melibatkan lebih dari lima drone. Dengan AI, drone dalam jumlah ratusan akan mudah diterbangkan dan dikontrol.
Sistem yang disebut Styx itu mengarahkan jaringan pesawat nirawak pengintai dan penyerang, baik yang besar maupun kecil, di udara dan di darat.
“Setiap pesawat nirawak akan mampu merencanakan gerakannya sendiri dan memprediksi perilaku pesawat nirawak lain dalam kawanan itu,” kata Kupriienko.
Selain meningkatkan operasi, Kupriienko mengatakan otomatisasi akan membantu melindungi pilot drone yang beroperasi dekat dengan garis depan dan menjadi target prioritas tembakan musuh.
Baca Juga: Rusia Pesimis Klaim Trump Bisa Akhiri Perang di Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.