TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rudal Korut Diyakini Bisa Jangkau Ujung Selatan Korsel 

Pyongyang mulai memobilisasi senjata ke perbatasan

Arsip - Seorang pria menonton TV tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di atas Jepang, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 4 Oktober 2022. (ANTARA/REUTERS/Kim Hong-Ji/as)

Jakarta, IDN Times – Peluncur rudal Korea Utara (Korut) yang dimobilisasi ke wilayah perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel) diyakini dapat menembakkan rudal yang menjangkau hingga wilayah selatan Korsel. 

”Rudal diyakini memiliki jangkauan 110 kilometer yang memungkinkan mereka menargetkan Provinsi Chungcheong di selatan Seoul,” demikian laporan Reuters, Senin (26/08/2024).

Pengiriman rudal tersebut telah dimulai sejak 5 Agustus lalu. Dilaporkan bahwa Pemimpin Korut, Kim Jong Un, mengawasi pengiriman 250 peluncur rudal balistik taktis baru tersebut.

1. Korsel skeptis Korut dapat memasok 250 rudal

Ilustrasi bendera Korea Selatan (Unsplash.com/Daniel Bernard)

Para ahli mengatakan bahwa mobilisasi peluncur tersebut dapat digunakan oleh Korut untuk menyerang atau mengancam Korsel.

Kendati demikian, pejabat itelijen Korsel skeptis Korut dapat memasok rudal sejumlah 250 buah. Hal itu karena negara itu juga memasok senjata ke Rusia sebagai bagian dari kerja sama militer bilateral.

Korut dan Rusia dituduh melakukan perdagangan senjata oleh Seoul dan Washington untuk membantu mengisi kembali persediaan rudal dan artileri Rusia untuk perangnya dengan Ukraina. Pyongyang dan Moskow membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Korut Kecam Penjualan Helikopter Apache AS ke Korsel

2. Korut juga adakan uji coba drone

Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Kantor Berita Korut, KCNA, pada Senin melaporkan bahwa Kim menghadiri uji coba drone terbarunya pada Sabtu. Ia mengunjungi Institut Drone di Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara.

Drone yang diuji coba berhasil mengidentifikasi dan menghancurkan target yang ditentukan dengan tepat setelah terbang di sepanjang rute yang telah ditentukan sebelumnya,” lapor KCNA yang dikutip VOA.

Kim menyerukan produksi drone yang lebih banyak untuk melengkapi infanteri taktis dan unit operasi khusus. Nantinya, drone diproduksi untuk serangan bunuh diri bawah air, serta pesawat pengintai strategis, dan pesawat tanpa awak serang serbaguna.

Kim juga menyerukan dilakukannya lebih banyak pengujian terhadap aplikasi tempur pesawat nirawak tersebut.

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya