TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pejabat Militer Yaman Diduga Dibunuh oleh Houthi di Mesir  

Pejabat tersebut ditemukan tewas ditikam

Arsip - Warga Yaman mengikuti unjuk rasa untuk memprotes serangan udara gabungan AS-Inggris terhadap kamp-kamp kelompok tersebut, di Sanaa, Yaman, 12 Januari 2024. (ANTARA/Xinhua/Muhammad Muhammad)

Jakarta, IDN Times – Seorang pejabat militer Yaman tewas ditikam di apartemennnya di Kairo, Mesir pada Minggu (18/2/2024). Pejabat tersebut diidentifikasi bernama Jenderal Hassan bin Jalal Al-Obaidi.

Kematiannya diungkap oleh Kedutaan Besar Yaman di Kairo. Namun, laporan tersebut belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang Mesir atau Yaman.

”Obaidi telah tiba di Kairo seminggu yang lalu dan dia ditemukan tewas di apartemennya pada Sabtu malam. Dinas keamanan Mesir telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut,” lapor The Jerusalem Post.

1. Yaman salahkan Houthi

Obaidi bertanggung jawab atas pengembangan kendaraan lapis baja seri Jalal yang digunakan oleh tentara Yaman, bersama dengan produk lain yang digunakan oleh militer Yaman.

Tewasnya Obaidi terjadi ketika kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman melanjutkan serangan mereka terhadap jalur perdagangan maritim internasional di Laut Merah. Mereka menentang pemerintah yang diakui secara internasional di negara tersebut.

Ahmed Al-Mosively, penasihat menteri informasi Yaman, menyalahkan Houthi atas kematian jenderal tersebut.

"Mereka telah mencoba lebih dari sekali untuk membunuhnya dan gagal karena mereka gemetar ketakutan," katanya.

Baca Juga: Pemilu 2024 di Yaman Berjalan Kondusif, Dipenuhi para Pelajar

2. Serangan AS

Ilustrasi kapal (pixabay.com/Pawel Grzegorz)

Secara terpisah, Amerika Serikat (AS) telah melakukan lima serangan di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi pada Sabtu (18/2/2024). Dilaporkan, pihak AS menyerang tiga rudal jelajah anti-kapal bergerak, satu kapal permukaan tak berawak, dan satu kapal bawah air tak berawak (UUV).

“Ini adalah pertama kalinya Houthi menggunakan UUV sejak serangan dimulai pada 23 Oktober,” kata Pusat Komando AS, CENTCOM, dalam sebuah unggahan di X pada Minggu, dilansir Al Jazeera.

CENTCOM mengatakan pihaknya telah menentukan bahwa rudal dan kapal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di wilayah tersebut. Belum ada komentar langsung dari kelompok Houthi.

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya