Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan peringatan keras kepada Iran dan Hizbullah terkait ancaman serangan mereka terhadap Israel. Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke pangkalan induksi IDF di Tel Hashomer, Rabu (7/8/2024).
"Kami siap secara defensif dan ofensif. Saya tahu bahwa warga Israel merasa khawatir dan saya meminta satu hal dari kalian bersabar," kata Netanyahu, dilansir Jerusalem Post.
Peringatan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut. Netanyahu menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk melindungi negara dan rakyatnya.
"Kami menyerang musuh-musuh kami dan bertekad untuk membela diri," tambahnya.
1. Ancaman Iran muncul setelah pembunuhan Ismail Haniyeh
Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs) Pernyataan Netanyahu muncul setelah Panglima Angkatan Darat Iran, Abdolrahim Mousavi, mengeluarkan peringatan keras bahwa Israel akan segera menerima "respons yang kuat dan pasti" atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran. Mousavi menegaskan bahwa mereka tidak akan ragu-ragu melakukan pembalasan.
"Rezim Zionis akan segera menerima respons yang kuat dan pasti," ujarnya.
Mousavi juga menyatakan bahwa Israel telah menyadari kehancuran mereka sendiri. Menurutnya, Isrel tak akan mampu selamat dari serangan Iran. Selain itu, pengangkatan Yahya Sinwar sebagai kepala politik baru Hamas oleh Iran juga menjadi bagian dari strategi untuk menghadapi Israel. Mousavi memuji Sinwar sebagai pejuang hebat.
Ia menegaskan bahwa pengangkatannya sebagai pengganti Haniyeh berarti bahwa Israel tidak akan memiliki harapan untuk masa depannya sendiri dan akan runtuh.
2. AS minta deeskalasi di kawasan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Pertemuan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan Perdana Menteri sekaligus Menlu Qatar, Selasa 5 Maret 2024 di Washington AS. (twitter.com/@SecBlinken) Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyerukan deeskalasi ketegangan antara Israel dan Iran. Sekretaris Pers Gedung Putih, Katherine Jean-Pierre, mengatakan bahwa AS mendesak deeskalasi melalui diplomasi intensif.
"Kami bekerja sangat keras dengan diplomasi yang intens untuk mencoba menghindari eskalasi," kata Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional AS, John Kirby.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga menekankan pentingnya deeskalasi dalam pertemuan dengan sekutunya dan menyampaikan pesan ini langsung kepada Iran dan Israel.
"Pejabat Amerika telah menekankan deeskalasi dalam diplomasi intensnya dengan sekutu dan telah menyampaikan pesan itu langsung ke Iran serta ke Israel," kata Blinken.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menegaskan bahwa AS memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan ke Iran kapan pun diperlukan. Upaya ini menunjukkan komitmen AS untuk menghindari konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.