TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Dukung Gencatan Senjata di Gaza jika Hamas Bebaskan Sandera Israel

Hamas masih menyandera beberapa warga Israel

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendukung gencatan senjata pada konflik Israel dan Palestina, jika 222 sandera yang ditawan Hamas sejak 7 Oktober dibebaskan. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah kegiatan di Gedung Putih.

“Kita harus melakukan gencatan senjata. Kita harus membebaskan para sandera dan kemudian kita harus berunding,” kata Biden, dilansir The Jerusalem Post, Selasa (24/10/2023).

Pernyataanya itu dilontarkan di tengah semakin memanasnya konflik kedua pihak. Laporan Al Jazeera, hingga Senin (23/10/2023) angka korban tewas di pihak Palestina terus meningkat mencapai 5.100 orang. Setengah dari total korban tewas merupakan anak-anak.

Baca Juga: Al-Qaeda-ISIS Serukan Anggotanya Serang Israel, Etnis Yahudi, dan AS

1. Israel siap invasi Gaza melalui darat

Ilustrasi bendera Israel (Unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Di perbatasan Gaza, pasukan Israel bersiap untuk melakukan invasi darat. Namun, pemerintah AS meminta agar serangan ditunda. Pembebasan sandera menjadi prioritas.

Laporan New York Times menyebut, penundaan itu dilakukan untuk mengulur waktu proses negosiasi pembebasan sandera dan memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan menjangkau warga Palestina di daerah Jalur Gaza.

Seruan AS kepada Israel disampaikan melalui Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang menjadi penasihat untuk Israel. Austin hampir setiap hari melakukan panggilan telepon dengan Menhan Israel, Yoav Gallant, untuk membahas masalah operasional, pengiriman senjata ke Israel dan penempatan militer AS ke wilayah tersebut.

2. Sandera lansia dibebaskan

Ilustrasi sandera ditangkap (istockphoto.com/cyano66)

Pada Senin, dua orang Israel yang sempat disandera oleh Hamas di Gaza berhasil dibebaskan. Mereka bebas setelah adanya upaya mediasi melalui Mesir dan Qatar.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin, juru bicara Hamas Abu Obeida mengatakan di saluran Telegram bahwa para tawanan dibebaskan karena alasan kemanusiaan dan kesehatan yang buruk.

Pembebasan dua sandera bernama Yocheved Lifshitz yang berusia 85 tahun dan Nurit Cooper yang berusia 79 tahun, telah dikonfirmasi oleh Palang Merah Internasional (ICRC).

“Kami berharap mereka segera kembali bersama orang-orang yang mereka cintai,” ungkap organisasi itu melalui Twitter.

Kedua wanita lansia tersebut dikembalikan ke Israel melalui penyeberangan Rafah dan diserahkan oleh ICRC kepada pasukan Israel atau IDF.

Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Mati Listrik karena Kehabisan Bakan Bakar 

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya