TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ngambek Diembargo, PM Kamboja: Hancurkan Semua Senjata Buatan AS!

"Negara yang pakai senjata AS selalu kalah perang"

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tiba pada peringatan 41 tahun runtuhnya rezim Khmer Merah di Phnom Penh, Kamboja, pada 7 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen, memerintahkan militer untuk menghancurkan seluruh senjata buatan Amerika Serikat (AS), membuangnya, atau menyimpannya di gudang.

Pernyataan yang disampaikan pada Jumat (10/12/2021) itu merupakan respons Kamboja atas embargo senjata yang dilakukan AS, terkait masalah hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan hubungan Phnom Penh yang semakin dekat dengan China, demikian dikutip dari AFP.  

Tujuan Washington menjatuhkan embargo adalah membatasi badan militer dan intelijen Kamboja kepada perangkat dan layanan pertahanan AS.

Baca Juga: AS Tuduh Kamboja Diam-Diam Bersekongkol dengan China Bangun Pelabuhan

1. Kamboja pertanyakan kualitas senjata AS

Duta Besar Tiongkok untuk Kamboja dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam seremoni penyerahan bantuan vaksin pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/Samdech Hun Sen, Cambodian Prime Minister)

Hun Sen mencemooh kualitas senjata buatan AS yang disebutnya jelek, sehingga senjata tersebut harus ditinjau kembali atau dihancurkan.

"Saya memerintahkan semua unit tentara untuk segera meninjau senjata dan barang-barang militer yang dimiliki Kamboja saat ini. (Kamboja) harus menarik semua senjata dan barang militer AS jika ada, taruh di gudang atau hancurkan sebagaimana mestinya," kata Hun Sen dalam sebuah unggahan Facebook.

"(Embargo senjata AS) adalah peringatan kepada generasi Kamboja berikutnya yang memimpin negeri, bahwa jika mereka menginginkan sektor pertahanan yang independen, tolong jangan gunakan senjata AS,” tutur dia.

2. Hun Sen bantah tuduhan AS

Unsplash/Stephen Walker

Kemudian, Hun Sen mengatakan, banyak negara-negara yang menggunakan senjata AS tapi kalah perang. Dia merujuk Afghanistan sebagai contoh, yang kini kekuasaannya berada di tangan Taliban, kelompok yang bertahun-tahun ingin ditumpas AS.

Pada November lalu, Washington menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat Kamboja atas tuduhan korupsi terkait pangkalan angkatan laut yang didanai AS. Gedung Putih juga menolak pembangunan pangkalan militer yang didanai China.

Pada kesempatan lain, Hun Sen berulang kali membantah, Kamboja tidak akan menjadi tuan rumah bagi militer China.

Baca Juga: Hina Raja, 3 Aktivis Lingkungan Kamboja Terancam 5-10 Tahun Penjara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya