TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Partai Republik AS Laporkan Bukti Dugaan COVID-19 Berasal dari Wuhan

Laboratorium di Wuhan dilaporkan jadi penyebab COVID-19

Ilustrasi corona. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Partai Republik Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan penyelidikan terkait asal-usul virus corona atau COVID-19. Laporan baru menduga Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) bocor dari Wuhan Institute of Virology (WIV) pada 2019.

Perlu diketahui, virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. 

Laporan yang termasuk dalam bagian penyelidikan yang dilakukan Partai Republik AS tersebut menduga COVID-19 bocor dari WIV pada September 2019, tak lama setelah WIV berusaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan udara dan pengolahan limbah di fasilitas tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah dampak negatif dari suatu eksperimen yang dilakukan di laboratorium WIV.

Baca Juga: Pfizer dan Moderna Naikkan Harga Vaksin untuk Eropa

1. Laporan menyebutkan ilmuwan WIV bereksperimen dengan virus corona

Ilustrasi rupa virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi COVID-19. (unsplash.com/@fusion_medical_animation)

Lebih lanjut, laporan tersebut juga menyatakan banyak bukti terkait adanya eksperimen yang dilakukan para ilmuwan WIV dengan virus corona. Para ilmuwan diduga berupaya memodifikasi virus corona secara genetik untuk membuatnya lebih berbahaya terhadap manusia. Eksperimen itu disebut "penambahan fungsi" dari virus itu.

Laporan itu melampirkan beberapa data untuk membuktikan hasil penyelidikan tersebut, seperti gambar yang diambil dari satelit yang menunjukkan lonjakan aktivitas di rumah sakit (RS) di Wuhan, dan juga meningkatnya pencarian di internet yang berkaitan dengan gejala-gejala dari COVID-19. Kemudian, laporan itu juga mengatakan adanya penghapusan beberapa basis data dari laboratorium.

2. Laporan menyatakan WIV berupaya mengolah limbah berbahaya pada Juli 2019

Situasi kehidupan di Wuhan yang kembali berangsur-angsur menjadi normal. FOTO : ANTARAFOTO/REUTERS/ALY SONG

Tak hanya itu, laporan itu juga menyatakan adanya permintaan dari manajer laboratorium WIV terkait renovasi sistem pengolahan limbah berbahaya pada Juli 2019. Renovasi itu menghabiskan biaya 1,5 juta dolar AS atau sekitar Rp21 miliar (kurs Rp14.300). 

Penyidik mencurigai hal tersebut, karena laboratorium milik WIV itu baru berusia dua tahun. Penyidik pun menduga manajer itu khawatir dengan kemampuan mereka untuk mencegah bahaya dan kebocoran mematikan dari laboratorium.

Baca Juga: Ilmuwan WHO: Sumber COVID-19 Kelelawar, Ekosistemnya Bukan di Wuhan

3. Pemerintah Tiongkok diduga sudah mengetahui adanya kebocoran virus di Wuhan

Pasien virus corona di Wuhan, Tiongkok. (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Laporan yang dibuat Partai Republik AS itu juga menyatakan Pemerintah Tiongkok telah mengetahui adanya kebocoran virus di Wuhan. Sebab, ketika Tiongkok menggelar World Military Games di Wuhan pada Oktober 2019, acara itu diadakan tanpa adanya suporter, dan para atlet dari luar negeri wajib melakukan social distancing dan pengecekan suhu.

Selain, laporan itu juga mengatakan pada September 2019 Wakil Presiden dari Wuhan Health Statistics and Information Society, Yu Chuanhua berupaya menarik kembali hasil wawancara dengan media terkait masyarakat yang sakit dengan gejala-gejala seperti COVID-19.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya