Potret Jalsah Salanah UK 2024, Pesan Khalifah hingga Masalah Gaza
Kelompok Islam Ahmadiyah berkumpul di Hadeeqatul Mahdi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
London, IDN Times - Peternakan Oaklands Farm di Alton, Hampshire, London, Jumat 26 Juli 2024, dipenuhi puluhan ribu orang dari kelompok Islam Ahmadiyah. Mereka mengikuti Jalsah Salanah UK 2024.
Sejak pukul 10.00 waktu setempat, lokasi Jalsah Salanah yang disebut Hadeeqatul Mahdi ini sudah dipenuhi peserta, meskipun pertemuan akbar itu baru resmi dibuka setelah salat Jumat. Anak-anak hingga orang dewasa, laki-laki dan perempuan memenuhi marqee atau tenda-tenda khusus yang telah disediakan panitia.
Cuaca sangat cerah dan sedikit berangin, temperatur terpantau 18 derajat Celcius. Padahal sehari sebelumnya London diguyur hujan. Cuaca yang cerah membuat sebagian peserta Jalsah Salanah, terutama di wilayah perempuan, memilih menggelar alas piknik atau menarik kursi-kursi dan memenuhi lapangan berumput tanpa tenda atau penutup kepala untuk menikmati sinar matahari di sore hari.
Pada hari pertama Jalsah Salanah yang digelar selama tiga hari sampai 29 Juli 2024, Khalifah Masih V Hazrat Mirza Masroor Ahmad, pemimpin tertinggi kelompok Islam Ahmadiyah dua kali menyampaikan pidato. Pertama, sebelum salat Jumat saat menyambut kedatangan jamaah dan tamu undangan. Mirza Masroor meminta panitia secara maksimal menjamu jemaah dan undangan. Ia juga menyinggung soal kekuatan persaudaraan mereka. Pada Jalsah Salanah kali ini ada sekitar 7 ribu sukarelawan yang tergabung untuk melayani peserta dan tamu.
Pada pidato kedua pukul 16.30 waktu setempat, ia mengingatkan kembali kepada jemaahnya untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, menjunjung kejujuran dan integritas, menjauhi urusan duniawi demi kebaikan, dan insan yang lebih mulia.
Setiap Ahmadiyah, katanya, harus mengevaluasi diri, melakukan perubahan dan reformasi besar dalam dirinya.
"Untuk meningkatkan kualitas diri sebarkan persaudaraan dengan sesama, wujudkan belas kasih satu sama lain dengan kerendahan hati dan kejujuran sebagai sesuatu yang kita miliki," katanya.
Selain pidato Mirza Masroor, Jalsah Salanah UK 2024 yang dihadiri sekitar 40 ribu peserta dari sekitar 100 negara juga menggelar diskusi panel berkaitan dengan peran jurnalis dalam meliput perang di Gaza, Palestina. Dua jurnalis dari Palestina, Youmna El Sayed yang merupakan koresponden Al Jazeera di Gaza dan Shuruq As' ad yang juga menjabat Head of WIN - WAN INFRA, hadir sebagai pembicara. Pembicara lainnya dokter Dawas yang dua kali ikut dalam misi kemanusiaan di Gaza.
Diskusi panel ini merupakan salah satu kegiatan yang menarik perhatiaan peserta Jalsah Salanah. Mereka sudah menyesaki lokasi acara setengah jam sebelum acara dimulai. Youmna dalam diskusi tersebut menegaskan kembali peran jurnalis dalam meliput perang yang harus independen, memberikan fakta-fakta yang terjadi. Begitu juga dengan Shuruq yang melihat serangan Israel di Gaza sebagai genosida.
"Ini bukan persoalan agama, ini persoalan tempat tinggal kami yang dirampas," kata Shuruq.
Tidak sedikit peserta yang bertanya, bahkan salah satu jurnalis dari Jerman bertanya bagaimana menyikapi sikap negaranya yang pro Israel, sementara banyak warga Jerman yang mengecam penyerangan Israel melalui demonstrasi di berbagai kesempatan.
Bagaimana potret Jalsah Salanah UK 2024?
Baca Juga: Konvoi Ribuan Orang Minta Negara Islam Perjuangkan Palestina