TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO Serukan Pendanaan 135 Juta Dolar AS untuk Atasi Mpox

Wabah mpox saat ini 'dapat dikendalikan dan dihentikan'

Bendera WHO (United States Mission Geneva, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Intinya Sih...

  • WHO menyerukan aksi global untuk mengendalikan wabah mpox, membutuhkan dana 135 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun dalam enam bulan ke depan.
  • Swedia dan Thailand melaporkan kasus mpox, sementara Afrika CDC membutuhkan 10 juta vaksin. WHO berencana meluncurkan seruan pendanaan khusus minggu depan.
  • Tedros menyatakan bahwa wabah mpox dapat dikendalikan dengan kerja sama internasional, kesetaraan, solidaritas global, dan pemberdayaan masyarakat. WHO telah mengeluarkan 1,5 juta dolar AS dari dana kontingensi.

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan aksi global yang terkoordinasi untuk mengendalikan wabah baru mpox, dengan mengungkapkan rencana penanganan yang akan membutuhkan setidaknya 135 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun dalam enam bulan ke depan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa wabah mpox baru ini dapat dikendalikan dan dihentikan dalam pidatonya kepada negara-negara anggota pada hari Jumat (23/8).

1. WHO mendeklarasikan darurat kesehatan global pada 14 Agustus setelah wabah mpox di Afrika

ilustrasi darurat kesehatan (unsplash.com/@mikitayo)

Swedia menjadi negara pertama yang melaporkan kasus mpox di Eropa bulan ini, dengan Thailand sekarang menjadi negara Asia pertama yang mengonfirmasi adanya infeksi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) telah menyatakan bahwa mereka membutuhkan 10 juta vaksin untuk mengendalikan wabah tersebut. Komisaris Kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides, pada hari Kamis (22/8) meminta negara-negara Uni Eropa untuk memberitahunya berapa banyak suntikan mpox yang mereka rencanakan untuk didonasikan sebelum akhir bulan ini.

WHO berencana meluncurkan seruan pendanaan khusus untuk menangani wabah mpox minggu depan.

Tedros menyampaikan bahwa, untuk mendanai upaya penanganan dan menghentikan wabah dengan cepat, perkiraan awal menunjukkan bahwa Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis membutuhkan sekitar 135 juta dolar AS dalam enam bulan ke depan untuk fase akut. Dia juga menambahkan bahwa jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat seiring dengan pembaruan rencana berdasarkan kebutuhan yang terus berkembang, dilansir UN News.

2. Wabah mpox saat ini 'dapat dikendalikan dan dihentikan'

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (UN Photo/Eskinder Debebe)

Baca Juga: Thailand Konfirmasi Kasus Pertama Strain Mpox Baru di Asia

Melansir Politico, Tedros menegaskan bahwa wabah mpox baru ini dapat dikendalikan dan dihentikan, namun hal tersebut membutuhkan kerja sama antara lembaga internasional, mitra nasional dan lokal, masyarakat sipil, peneliti, produsen, serta negara-negara anggota.

Dia menekankan bahwa respons harus berlandaskan kesetaraan, solidaritas global, pemberdayaan masyarakat, hak asasi manusia, dan koordinasi lintas sektor.

SRSP juga menyerukan untuk meminimalkan penularan zoonosis dan memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengendalian wabah.

Di tingkat global, penekanan diberikan pada kepemimpinan strategis, panduan berbasis bukti yang tepat waktu, dan akses ke tindakan medis untuk kelompok yang paling berisiko di negara-negara terdampak.

Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis Global Mpox atau Strategic Preparedness and Response Plan (SRSP) juga menyerukan untuk meminimalkan penularan zoonosis dan memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengendalian wabah.

Di tingkat global, penekanan diberikan pada kepemimpinan strategis, panduan berbasis bukti yang tepat waktu, dan akses ke tindakan medis untuk kelompok yang paling berisiko di negara-negara terdampak.

Dalam hal ini, WHO bekerja sama dengan berbagai mitra dan jaringan internasional, regional, nasional, dan lokal untuk meningkatkan koordinasi di area utama kesiapsiagaan, kesiapan, dan respons.

Verified Writer

Tamara Rangkuti

Living proof that overthinking can be a full-time hobby.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya