TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakistan: Unjuk Rasa Besar-Besaran Tuntut Bebaskan Eks PM

Ribuan orang berunjuk rasa di pinggiran Islamabad

Pemimpin Pakistan Tehreek-e-Insaf, Imran Khan dan Arif Alvi, selama kampanye pemilu 2018 (Voice of America, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya Sih...

  • Ribuan pendukung Imran Khan berunjuk rasa di pinggiran Islamabad, menuntut pembebasan mantan PM Pakistan yang dipenjara.
  • Unjuk rasa merupakan salah satu terbesar tahun ini, PTI mengadakannya secara damai meskipun polisi sempat bentrok dengan aktivis.
  • Pemerintah mempertimbangkan untuk melarang PTI, menuai kecaman luas dari pesaingnya, sekutu, dan kelompok hak asasi manusia.

Jakarta, IDN Times - Ribuan pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang dipenjara telah berunjuk rasa menuntut pembebasannya.

Berkumpul di pinggiran ibu kota, Islamabad, pada hari Minggu (8/9), massa menyerukan pembebasan Imran Khan, yang telah ditahan selama lebih dari setahun. Saingan politik utama Perdana Menteri Shehbaz Sharif tersebut menghadapi lebih dari 150 kasus polisi.

 

1. Kritikus pemerintah dan partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Imran Khan mengatakan tuduhan itu bermotif politik

Digulingkan dari jabatan perdana menteri pada tahun 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen, pemain kriket yang beralih menjadi politisi itu tetap menjadi tokoh populer.

Dilansir Al Jazeera, unjuk rasa pada hari Minggu tersebut merupakan salah satu yang terbesar tahun ini yang diadakan oleh PTI, berlangsung damai, meskipun polisi sempat bentrok dengan beberapa aktivis. Pihak berwenang telah memblokir jalan-jalan utama dengan meletakkan kontainer pengiriman untuk mencegah para pendukung menghadiri unjuk rasa.

Juru bicara Khan, Zulfi Bukhari, mengecam tindakan polisi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Berbicara di hadapan unjuk rasa, Ali Amin, pejabat tinggi terpilih di provinsi Khyber Pakhtunkhwa di wilayah barat laut, mengatakan kepada massa: “Jika Tuhan berkehendak, kami akan segera membebaskan Imran Khan.”

Khan telah mendekam di penjara sejak 2023 ketika ia ditangkap setelah dijatuhi hukuman dalam kasus korupsi.

2. Pada 15 Juli, pemerintah Pakistan pertimbangkan untuk melakukan pelarangan PTI dengan tuduhan penghasutan

Pemimpin Pakistan Tehreek-e-Insaf, Imran Khan dan Arif Alvi, selama kampanye pemilu 2018 (Voice of America, Public domain, via Wikimedia Commons)

Baca Juga: AS Tangkap Pria Pakistan yang Ingin Serang Warga Yahudi di New York

Juni lalu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyambut dengan tangan terbuka kepada pimpinan oposisi utama negara itu, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), dalam pidatonya di Majelis Nasional.

“Dalam 76 tahun sejak kemerdekaan Pakistan, kita telah mencapai titik di mana kita bahkan ragu untuk berjabat tangan satu sama lain,” kata Sharif pada 26 Juni, menyesalkan perpecahan politik yang dalam di negara itu.

Namun, kurang dari sebulan kemudian, pada 15 Juli, Menteri Informasi Attaullah Tarar mengumumkan dalam konferensi pers di Islamabad bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melarang PTI, dengan alasan tuduhan menghasut protes kekerasan tahun lalu dan membocorkan informasi rahasia. PTI dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Imran Khan, yang berkuasa dari 2018 hingga 2022.

“Pemerintah telah memutuskan untuk melarang PTI setelah meninjau semua bukti yang tersedia. Kami akan mengajukan kasus untuk melarang partai tersebut,” katanya.

Pengumuman oleh pemerintah Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PMLN) menuai kecaman luas tidak hanya dari para pesaingnya tetapi juga dari para sekutunya dan kelompok-kelompok hak asasi manusia. Bahkan Amerika Serikat pun menyampaikan kekhawatirannya.

Para pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP), adalah partai terbesar kedua dalam koalisi yang berkuasa, mengatakan bahwa mereka tidak diajak berkonsultasi sebelum pengumuman tersebut.

Verified Writer

Tamara Rangkuti

Living proof that overthinking can be a full-time hobby.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya