Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Larangan aborsi era Civil War atau Perang Saudara di Arizona resmi dicabut pada hari Sabtu. Negara bagian ini mengalami ketidakpastian selama beberapa bulan, dimulai dengan keputusan Mahkamah Agung Arizona pada bulan April yang mengizinkan penerapan kembali undang-undang tahun 1864 yang melarang hampir semua aborsi, kecuali jika nyawa perempuan terancam. Kemudian, para anggota parlemen negara bagian menyetujui undang-undang untuk mencabut larangan tersebut sepenuhnya.
1. Gubernur Arizona Katie Hobbs menandatangani undang-undang tersebut pada bulan Mei
Dilansir AP, gubernur Arizona dari Partai Demokrat, Katie Hobbs, menandatangani undang-undang tersebut pada bulan Mei, menyatakan bahwa ini baru awal dari perjuangan untuk melindungi layanan kesehatan reproduksi di Arizona.
"Saya akan terus melakukan segala yang saya bisa untuk melindungi kebebasan reproduksi, karena saya percaya perempuan tahu keputusan terbaik bagi diri mereka, dan politisi tidak punya tempat di ruang praktik dokter," kata Hobbs dalam pernyataannya.
Isu aborsi tetap menjadi fokus utama dalam kampanye Demokrat di Arizona, terutama setelah Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v. Wade pada tahun 2022. Para pemilih Arizona akan memutuskan apakah hak aborsi akan diabadikan dalam konstitusi negara bagian pada pemilu mendatang.
Setelah Mahkamah Agung negara bagian membuka jalan bagi penegakan hukum, Hobbs mendesak Badan Legislatif negara bagian untuk segera mengambil tindakan guna membatalkan larangan tersebut sebelum mulai berlaku.
Ketegangan tinggi terjadi di gedung DPR dan Demokrat berhasil mendapatkan dukungan dari tiga anggota Partai Republik untuk meloloskan undang-undang pencabutan dua minggu kemudian, yang kemudian dikirim ke Senat untuk dipertimbangkan. Dua senator Partai Republik bergabung dengan Demokrat seminggu kemudian untuk memberikan persetujuan akhir.
Partai Demokrat telah mendukung pencabutan ini jauh sebelum Mahkamah Agung mengeluarkan putusannya. Bahkan Hobbs sudah menyerukan tindakan dalam pidato kenegaraan pada bulan Januari.
2. Partai Demokrat telah mendukung pencabutan ini jauh sebelum Mahkamah Agung mengeluarkan putusannya
Melansir ABC News, pertarungan di Arizona kembali menjadi berita nasional ketika senator negara bagian dari Partai Demokrat, Eva Burch, mengatakan kepada sesama anggota parlemen dalam pidato lantai pada bulan Maret bahwa ia akan melakukan aborsi karena kehamilannya tidak lagi bisa dilanjutkan. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ini adalah kesempatan untuk menyoroti bahwa undang-undang yang disahkan oleh anggota parlemen di Arizona "benar-benar berdampak pada orang-orang dalam praktik, bukan hanya teori."
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Dalam beberapa minggu antara keputusan Mahkamah Agung dan penandatanganan pencabutan menjadi undang-undang oleh Hobbs, warga Arizona bingung apakah larangan total itu akan diberlakukan sebelum pencabutan dilaksanakan.
Perintah pengadilan menangguhkan larangan tersebut, tetapi masih ada pertanyaan tentang apakah dokter di negara bagian tersebut dapat melakukan prosedur aborsi. Gubernur California, Gavin Newsom, turut memberikan tanggapan pada akhir Mei dengan menandatangani undang-undang yang memungkinkan dokter Arizona mendapatkan lisensi darurat sementara untuk melakukan aborsi di California.
Dengan larangan teritorial tidak lagi berlaku, hukum Arizona saat ini mengizinkan aborsi hingga 15 minggu. Setelah itu, ada pengecualian untuk menyelamatkan nyawa ibu, tetapi tidak ada pengecualian untuk kasus pemerkosaan atau inses setelah batas 15 minggu.
Arizona juga mengharuskan mereka yang mencari aborsi sebelum batas waktu 15 minggu untuk menjalani ultrasound setidaknya 24 jam sebelum prosedur dan diberi kesempatan untuk melihatnya. Anak di bawah umur harus memiliki izin dari orang tua atau otorisasi dari hakim negara bagian, kecuali dalam kasus inses atau ketika nyawa mereka terancam.