TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Akan Kirim Bom Nuklir ke Pangkalan NATO, Rusia Siap Bertindak  

Rusia gerah karena AS modernisasi bom B61 terbaru  

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay.com/IGORN)

Tangerang Selatan, IDN Times - Rusia mengatakan percepatan penyebaran senjata nuklir taktis B61 terbaru oleh Amerika Serikat (AS) di pangkalan NATO akan menurunkan ambang batas nuklir. Atas dasar itu, Moskow akan merespons langkah AS melalui perencanaan militernya.

"Kami tidak dapat mengabaikan rencana untuk memodernisasi senjata nuklir, bom jatuh bebas yang ada di Eropa," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko pada Sabtu (29/10/2022).

"Amerika Serikat sedang memodernisasi mereka, meningkatkan akurasi mereka dan mengurangi kekuatan muatan nuklir, yaitu, mereka mengubah senjata ini menjadi 'senjata medan perang', sehingga mengurangi ambang batas nuklir," tambah Grushko.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan konfrontasi terparah antara Moskow-Barat sejak krisis Rudal Kuba tahun 1962. Saat itu, kedua dua negara adidaya dalam fase Perang Dingin dan hampir memicu perang nuklir.

Baca Juga: NATO Mulai Latihan Militer untuk Tangkal Serangan Nuklir Rusia

Baca Juga: Luhut Wanti-wanti Ancaman Perang Nuklir kian Nyata

1. AS akan tempatkan bom nuklir taktis di pangkalan NATO pada Desember

Jumlah senjata nuklir taktis yang dimiliki Rusia sekitar 2.000. Sedangkan Amerika memiliki sekitar 200, di mana setengahnya berada di pangkalan di Belanda, Belgia, Italia, Jerman, dan Turki.

Melansir Politico, dalam pertemuan tertutup NATO pada bulan ini, AS mengatakan bahwa mereka akan mempercepat penyebaran nuklir modern jenis B61-12. Senjata baru itu akan tiba pada bulan Desember.

Pentagon tidak menanggapi percepatan tersebut. Seorang juru bicara mengatakan, bahwa rincian nuklir tidak akan dibahas. Akan tetapi, modernisasi senjata B61 telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Tak lama setelah krisis Rudal Kuba, AS mengadakan uji coba pertamanya untuk bom nuklir B61 di Nevada. Dibawah kepemimpinan Barack Obama sepanjang 2009-2017, Washington melakukan pengembangan bom nuklir versi terbaru yakni B61-12.

Baca Juga: Biden Yakin Rusia Gak Bakal Pakai Senjata Nuklir di Perang Ukraina

2. Hulu ledak Bom B61-12 lebih kecil, namun akurat dari versi sebelumnya  

Ilustrasi ledakan (unsplash.com/Luke Jernejcic)

Menurut laporan oleh Federasi Ilmuwan AS yang diterbitkan tahun 2014, bom tersebut membawa hulu ledak nuklir lebih rendah dari versi sebelumnya. Tetapi lebih akurat dan mampu menembus di bawah tanah.

Melansir Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengatakan, jika wilayahnya diserang, pihaknya akan mempertahankan wilayahnya dengan segala cara, termasuk menggunakan senjata nuklir.

Hal itu diungkapkan ketika Moskow resmi mencaplok empat wilayah Ukraina. Putin juga menyatakan bahwa Barat telah terlibat dalam pemerasan nuklir terhadap Rusia.

Pada 6 Oktober, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Putin telah membawa dunia jadi lebih dekat kepada bencana besar. Meski begitu, dirinya yakin kalau Pemimpin Rusia itu tidak akan menggunakan senjata nuklir taktis.

Putin tidak menyebut akan menggunakan senjata nuklir taktis secara spesifik, namun ia mencurigai bahwa Ukraina dapat meledakan bom kotor. Tuduhan itu langsung dibantah oleh Kiev dan Barat.

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya