TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Militer Myanmar Berondong Rakhine, Belasan Rohingya Tewas

Konflik di Myanmar masih terus berlanjut

Sejumlah imigran Rohingya dikumpulkan di tenda darurat usai terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Jakarta, IDN Times - Militer Myanmar dilaporkan memberondong negara bagian Rakhine dan menewaskan belasan muslim Rohingya. Dilansir dari Anadolu, Senin (29/1/2024), Koalisi Rohingya Merdeka menyebut militer Myanmar menargetkan masyarakat yang tinggal di Desa Buthidaung di Danau Hpon Nyo dalam dua hari terakhir.

“Belasan warga Rohingya terbunuh dan puluhan lainnya luka-luka. Militer Myanmar menargetkan Rohingya,” kata Ro Nay San Lwin, salah satu pendiri Koalisi Rohingya Merdeka.

“Di tengah pertempuran dengan Tentara Arakan dan militer Myanmar, korban penduduk Rohingya banyak sekali,” lanjut dia.

Baca Juga: Menlu Retno ke Filipina Bahas Isu Laut China Selatan hingga Rohingya 

1. Eksodus Rohingya dimulai pada 2017

Eksodus massal Rohingya dimulai pada 2017 di mana militer Myanmar menyerang negara bagian Rakhine. Kala itu, sekitar 1,2 juta orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dan ditampung di kamp Cox’s Bazar.

Tak hanya ke Bangladesh, sejak beberapa tahun lalu pun Rohingya telah berusaha masuk ke Indonesia dengan menumpangi kapal dan mendarat di Aceh.

2. Rohingya tidak diakui jadi warga negara Myanmar

Meskipun tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, Rohingya tidak diakui sebagai etnis resmi dan telah ditolak kewarganegaraannya sejak 1982. Rohingnya menjadi etnis terbesar tanpa kewarganegaraan di dunia.

Sebagai populasi tanpa kewarganegaraan, keluarga Rohingya tidak mendapatkan hak dan perlindungan dasar dan sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual, dan kekerasan. 

Baca Juga: Konflik di Myanmar Masih Membara, 30 Tentara Junta Tewas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya