TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Retno Sindir Negara-Negara yang Diam soal Situasi Gaza 

Korban tewas telah mencapai lebih dari 15 ribu orang

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di SMU PBB, November 2023. (dok. X @Menlu_RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi terus meminta dunia agar bergerak membantu warga Palestina di Gaza. Per hari ini, korban tewas di Gaza mencapai lebih dari 15 ribu orang sejak agresi Israel pada 7 Oktober lalu.

Hadir di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Retno menyampaikan pernyataan nasional Indonesia dan sempat menyindir negara-negara yang selama ini diam melihat kondisi Gaza

“Dan saya bertanya apakah negara-negara dunia akan tetap tinggal diam melihat situasi yang mengenaskan ini?” kata Retno, dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).

“Apakah yang dilakukan oleh Israel tidak melanggar hukum internasional? Tidak melanggar hukum humaniter internasional?” tanya Retno.

Baca Juga: Uni Eropa Dukung Otoritas Palestina Pimpin Gaza 

1. Ada standar ganda dalam menyikapi isu Israel-Palestina

Aksi protes penduduk Gaza di wilayah pesisir Jalur Gaza (Twitter/Warda_GazaPal)

Selain itu, Retno kembali mengangkat bahwa ada standar ganda dari negara-negara di dunia ini dalam menyikapi isu Israel dan Palestina.

“Penerapan standar ganda harus dihentikan dan Indonesia mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel, termasuk di Mahkamah Pidana Internasional,” ujar Retno lagi.

2. Diplomasi Indonesia untuk Palestina

(IDN Times/Irfan Fathurohman)

Di PBB Retno juga memaparkan sejumlah diplomasi yang telah Indonesia lakukan untuk menghentikan agresi Israel ke Palestina, salah satunya adalah menjadi co-sponsor Resolusi SMU PBB No E-10/21, Oktober lalu.

“Bersama dengan sejumlah Menlu OKI telah melakukan juga pendekatan intensif, antara lain ke negara anggota tetap DK PBB, dengan melakukan kunjungan langsung ke Beijing, Moskow, London, dan Prancis,” ujar Retno.

“Upaya serupa akan dilakukan dengan sebanyak mungkin negara,” lanjut dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya