TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Retno Kecam Wacana Israel Gunakan Nuklir di Gaza

Retno Marsudi hadiri konferensi perlucutan senjata

Menlu RI Retno Marsudi di Konferensi Perluncutan Senjata, Swiss. (dok. X @Menlu_RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, kembali mengecam wacana Israel yang ingin menggunakan senjata nuklir di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan oleh Retno saat menghadiri Konferensi Pelucutan Senjata (Conference on Disarmament atau disingkat CD) di Jenewa, Swiss.

Indonesia kini menjabat sebagai Presiden CD selama satu bulan. Dalam pertemuan yang dihadiri Retno ini pun dipimpin oleh Wakil Tetap RI untuk PBB di Jenewa, Febrian Ruddyard.

"Saya sampaikan kecaman atas wacana penggunaan senjata nuklir oleh Israel untuk mengancam warga Gaza. Saya juga mendesak dihentikannya pengiriman senjata ke Israel untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa. Dan, saya sampaikan penyesalan terkait tidak tercapainya kesepakatan mengenai aplikasi Palestina sebagai observer di Conference on Disarmament," kata Retno, dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024).

1. Perkuat komitmen terhadap perlucutan senjata

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (dok. Youtube Kemlu RI)

Retno menegaskan perlunya memperkuat komitmen terhadap pelucutan senjata global. Saat ini, Indonesia juga sudah meratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir (TPNW) dan siap mendorong universalisasinya.

"Saya sampaikan Indonesia telah meratifikasi TPNW dan siap mendorong universalisasinya. Indonesia mendesak negara pemilik senjata nuklir untuk memenuhi kewajibannya, termasuk yang diatur dalam Traktat Non-Proliferasi (NPT)," tegas Retno.

Indonesia bersama-sama dengan negara ASEAN juga terus mendorong penandatanganan segera Protokol SEANWFZ oleh negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB atau P5.

Baca Juga: Menlu Retno Minta Dewan HAM PBB Tangani Pelanggaran Israel

2. Fokus pada persatuan

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (dok. X @Menlu_RI)

Kedua, Retno menekankan perlunya fokus pada hal-hal yang menyatukan kita, bukan hal-hal yang justru memecah. Fokus utama ditujukan kepada isu-isu yang menuai kesepakatan seperti Negative Security Assurances yang legally binding dan traktat cut-off bahan fisil.

"Negara-negara harus terus mendorong tercapainya kemajuan dalam perlucutan senjata, baik dari sisi prosedural maupun substantif," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya